SAMPIT – Mentaya Hilir Utara (MHU) memiliki angka stunting terendah diantara kecamatan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kasus stunting di kecamatan tersebut berada diangka 9,9 persen pada tahun lalu.
“2022, kecamatan terendah angka stuntingnya yaitu MHU, angkanya mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Jumat 17 Maret 2023.
Disampaikan Halikin,mengacu pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Sebaran Prevalensi Stunting se-Kotim, berada diangka 22,6 persen pada tahun 2022. Angka tersebut turun sebesar 0,6 persen dari tahun 2021 yang sebesar 23,2 persen.
Dari kasus yang ada tersebut, kecamatan penyumbang angka terbesar kasus stunting adalah Kecamatan Pulau Hanaut yaitu sebesar 32,3 persen, sekalipun angka itu turun jika dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka 33,7 persen.
“Jika tahun 2021 Mentaya Hilir Selatan menjadi kecamatan dengan kasus terendah yaitu di angka 13 persen, kini MHU berada di angka 9,9 persen. Sedangkan di tahun 2021 kasus stuntingnya masih 25,2 persen,” sebutnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan MHU perlu diapresiasi. Karena mampu menurunkan angka stunting cukup besar dari kasus 25,2 persen menjadi 9,9 persen. Sehingga penurunan yang terjadi dalam jangka satu tahun mencapai 15,3 persen.
“Makanya saya minta agar dapat memaksimalkan peran serta masyarakat peduli stunting seperti kegiatan Pos Bunda Tanggap stunting, Pos Gizi Masyarakat dan gerakan bersama berantas stunting. Dengan harapan kasus stunting di setiap wilayah di Kotim turun, dan target 14 persen di tahun 2024 tercapai,” harapnya.
(dev/matakalteng.com)
Reproduction and distribution of https://www.matakalteng.com/?p=108116 content to other sites is prohibited without permission.
More information, please contact us.
Discussion about this post