SAMPIT – Ratusan anak berusia 5-11 tahun mengikuti sunatan massal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim). Beragam ekspresi nampak pada wajah anak-anak yang akan dikhitan.
Mulai dari biasa saja, senyum-senyum hingga ada yang teriak histeris kesakitan. Padahal belum dilakukan tindakan oleh petugas kesehatan. “Belum disentuh ko sudah teriak sakit. Masih belum ini,” kata petugas yang melakukan khitan sekaligus Kepala Puskesmas Kota Besi, Kasbullah, Rabu 2 November 2022.
Teriakan histeris kembali melengking dan pemberontakan juga dilakukan oleh sebagian anak itu saat jarum suntik menusuk bagian alat kelaminnya. Sontak membuat petugas kesehatan kesulitan melakukan tindakan. “Itu anak yang kecil saja tidak menangis, masa kamu yang sudah besar nangis. Ini tidak sakit. Berdoa ja jangan nangis,” tuturnya.
Allahuakbar, teriak salah satu anak dari ratusan anak yang ada di aula rumah jabatan (Rujab) Bupati Kotim menahan sakitnya jarum jahit. Walaupun proses khitan tidak begitu lama hanya sekitar 15 menit namun itu menguras tenaga dan menguji keberanian anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan peserta sunatan massal ini melebih target. Kouta sebenarnya adalah 100 anak, ternyata yang mendaftar sebanyak 260 anak. Mereka berasal dari seluruh wilayah di Kotim, namun sebagian besar dari Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang (MBK).
“Awalnya kami kira peserta sedikit saja. Karena masih hari aktif sekolah. Ternyata banyak. Jadi kami batasi, kalau tidak bisa lebih dari jumlah yang ada. Karena kami hanya menerjunkan 70 orang petugas kesehatan,” ucapnya.
Kegiatan yang bekerjasama dengan Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) itu dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN). “Karena pesertanya banyak. Kami bagi menjadi dua sesi. Pertama pagi sampai siang, kemudian siang hingga selesai,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post