SAMPIT – Ratusan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidak aktif. Padahal peran posyandu sangat besar untuk pemantauan tumbuh kembang anak di wilayah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan total keberadaan Posyandu di Kotim setidaknya ada 319 yang terdapat di 17 kecamatan. Namun sebagian besar posyandu tidak aktif. “Terhitung per 30 Juni 2022, ada 195 Posyandu yang tidak aktif, dan 124 yang aktif di Kotim ini,” katanya, Kamis 4 Agustus 2022.
Permasalahan yang membuat ratusan posyandu itu tidak aktif yakni sebagian kecamatan dan desa atau kelurahan belum terbentuk kelompok kerja (Pokja) Posyandu, pengadministrasian posyandu belum baik. Serta kader Posyandu merangkap beberapa posyandu, padahal kader minimal 5 orang per Posyandu. “Capaian program Posyandu, terutama gizi rata-rata masih di bawah 50 persen,” sebutnya.
Oleh sebab itu, rekomendasi lanjutannya adalah kecamatan atau desa itu membentuk pokja Posyandu, kemudian pokja itu membantu membenahi administrasi posyandu yang belum baik itu.
Dijelaskannya Posyandu bisa aktif jika mempunyai kader minimal 5 orang, melaksanakan kegiatan penimbangan minimal 10 kali setahun. Kemudian capaian program Posyandu seperti Gizi, KIA, KB dan Imunisasi minimal 50 persen serta mempunyai alat antropometri.
“Posyandu merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan utama posyandu adalah mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat. Makanya kami upayakan agar Posyandu aktif kembali,” terangnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post