SAMPIT – Kondisi persediaan darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kotawaringin Timur menipis, sedangkan permintaan dari rumah sakit dan klinik sangat tinggi. Untuk itu saat ini PMI gencar mengumpulkan stok darah untuk keperluan medis.
“Stok darah menipis, saat ini yang tersedia golongan A ada 12 kantong, golongan B 71, golongan O 14, dan golongan AB 6. Kami berharap dari perusahaan atau instansi agar melakukan donor darah massal,” ujar Kepala UDD PMI Kotim, dr. Yuendri Irawanto, saat dikonfirmasi wartawan ini, Selasa 12 Juli 2022.
Dia menerangkan, standar darah yang tersedia biasanya masing-masing golongan biasanya 100 kantong, sangat terbalik dengan kondisi saat ini. Ia pun berharap masyarakat untuk semua golongan darah, dapat mendonorkan darahnya di UDD PMI Kotim, demi keselamatan dan kesehatan pasien yang saat ini sedang terbaring sakit.
Hingga Selasa 12 Juli 2022 siang, stok darah di UDD PMI Kotim, ada sebanyak 128 kantong. Jumlah itu belum ideal untuk permintaan darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit yakni sekitar 40 kantong setiap harinya. “Memang kebutuhan sekitar 40 tapi kami harus memastikan ketersediaan untuk empat hari kedepan. Jadi kalau masih 128 belum aman, kami baru lega kalau stok ada 200 kantong,” jelasnya.
Sedangkan masyarakat yang belum pernah donor darah juga diminta partisipasinya untuk bisa menyumbangkan darahnya, karena saat ini banyak pasien di rumah sakit yang memerlukan darah dengan syarat umur 17 sampai 60 tahun dalam keadaan sehat.
“Kami mengharapkan pendonor darah untuk mencukupi permintaan rata-rata per hari 20 sampai 30 kantong, terutama dari RSUD Murjani Sampit dan klinik tempat orang melahirkan,” imbuhnya. Transfusi darah merupakan pilihan terakhir dalam pengobatan dan pada saat ini darah belum dapat diproduksi di luar tubuh manusia sehingga darah dari para pendonor merupakan bagian pengobatan yang sangat vital bagi penderita yang membutuhkan.
Untuk itu momentum Iduladha yang biasanya menarik minat masyarakat mendonor pun ternyata tak mampu mendongkrak stok darah. Hal ini terjadi karena menurunnya frekuensi kegiatan mendonor darah massal yang biasa dilakukan instansi atau perusahaan.
“Jadi bukan masalah momentum Iduladha nya, frekuensi perusahaan atau instansi yang mendonor berkurang. Karena kebetulan pasca Iduladha biasanya bertepatan dengan perayaan di sebuah instansi itu,” pungkasnya.
(gus/matakalteng.com)
Discussion about this post