SAMPIT – Demo yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU) memanas. Pasalnya para perwakilan masyarakat yang diperbolehkan masuk bersitegang dengan petinggi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur (Kotim).
“Kami mau cepat, karena ini bersangkutan dengan penderitaan masyarakat Ramban yang tertindas, jangan biarkan berlarut. Kami tidak akan pulang kalau RDP tidak secepatnya dijadwalkan,” teriak Karliasyah, ketua penggerak demo, Kamis 21 Januari 2022.
Teriakan tersebut keluar setelah mendengar perkataan dari Ketua DPRD Kotim Rinie yang menyatakan, untuk menentukan RDP harus dirundingkan dan mengundang perusahaan yang berkaitan dengan tuntutan itu. “Kami (DPRD) tidak bisa langsung menentukan, karena kami harus mengundang orang-orang yang berkaitan,” kata Rinie.
Jika RDP tidak ditentukan secara cepat pihaknya akan membawa masa yang lebih besar. “Kalau ini tidak selesai kami akan bawa massa lebih besar atau saya bawa seluruh anggota LSM Batang Hagatang se Kalteng,” sebut Karliansyah dengan nada tegas.
Beruntung dalam aksi adu mulut tersebut tidak menimbulkan konflik baru. Para petinggi DPRD Kotim langsung masuk ke dalam ruangan untuk berunding, meninggalkan para pendemo.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post