SAMPIT – Pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan terhadap kondisi perekonomian nasional bahkan global yang juga berimplikasi pada perekonomian daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, dampak dari pandemi itu menjadikan pertumbuhan ekonomi daerah Kotim hanya mencapai -3,09 pada tahun 2020. Dimana angka itu menurun tajam jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 7,16 persen. “Karena beberapa sektor usaha mengalami kontraksi sangat signifikan itu yang membuat pertumbuhan ekonomi kita minus,” katanya, Senin 10 Januari 2022.
Namun untuk tahun 2022 ini jika melihat perkembangan perekonomian secara makro, dirinya optimis adanya pemulihan ekonomi. Pasalnya pihaknya telah melakukan berbagai upaya dan strategi untuk hal itu. “Agar ekonomi kita pulih ada lima strategi yang kami lakukan dan kami terus berupaya untuk itu,” imbuhnya.
Strategi itu, diantaranya optimalisasi pencapaian target vaksinasi Covid-19. Dimana saat ini capaian vaksinasi Kotim telah mencapai 73 persen lebih. Kedua, pengendalian dan pencegahan penularan Covid-19 dengan pendisiplinan masyarakat melalui penerapan protokol kesehatan bekerjasama dengan pihak terkait. “Serta melakukan percepatan realisasi anggaran APBD maupun yang bersumber dari APBN,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan optimalisasi penyaluran kredit usaha sebagai stimulus bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui perbankan. Dan ini sudah dilakukan pertemuan beberapa waktu lalu yang lalu dengan pihak perbankan. “Yang terpenting lagi adalah memperkuat sinergi antar sektor dalam dalam pemulihan ekonomi ini,” sebutnya.
Disampaikan pula jika dilihat dari perkembangan ekonomi secara mikro sesuai visi misi Kotim, capaian dalam bidang infrastruktur jalan dan jembatan tahun 2021 yaitu total panjang jalan secara keseluruhan adalah 2.024,06 Km. Sedangkan progres peningkatan jalan mengalami perubahan yaitu tipe permukaan aspal dalam kondisi baik bertambah sepanjang 13 Km. “Tipe permukaan perkerasan dalam kondisi bikin bertambah sepanjang 17 Km dan tipe permukaan tanah dalam kondisi rusak berat berkurang sepanjang 30 Km,” sampainya.
Sedangkan untuk jembatan dalam kondisi baik mengalami peningkatan yaitu untuk jenis jembatan baja pada tahun 2020 berjumlah 91 unit bertambah 2 unit pada tahun 2021 sehingga saat ini ada 93 unit. “Dengan adanya perkembangan pembangunan infrastruktur ini menjadi bagian upaya pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih belum berakhir,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post