SAMPIT – Jumlah vaksin yang tidak sebanding dengan jumlah pendudukan di Kotawaringin Timur (Kotim) membuat program vaksinasi menjadi terhambat, terlebih untuk vaksinasi tahap ke 2.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Bakhrudin menyebutkan, ada sekitar 20 ribu lebih warga Kotim yang tertunda melakukan vaksinasi tahap II.
“Di Kotim masih banyak yang tertunda vaksin ke dua yang jenis SinoVac. Kami menunggu dropping vaksin dari pusat, namun yang datang vaksin jenis baru (moderna), sehingga yang tahap satu vaksin SinoVac belum bisa berlanjut. Bahkan sebentar lagi juga ada vaksin CoronaVac dan Pfizer,” jelas Bakhrudin, 25 Agustus 2021.
Saat ini sekitar 35 persen warga Kotim yang sudah tervaksin. Jika fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Kotim bisa bergerak setiap hari maka target bisa tercapai. Namun hal itu juga percuma, sebab vaksin di Kotim tidak ada.
Selain itu, kondisi geografis menurutnya turut menjadi kendala, karena untuk mencapai wilayah pelosok ada yang memakan waktu berhari-hari.
“Dan juga karena vaksin yang datang berbeda-beda jenisnya juga mempengaruhi. Karena dosis satu sinovac tidak bisa dosis keduanya menggunakan vaksin jenis lain,” tuturnya.
(dia/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post