SAMPIT – Orang tanpa gejala (OTG) saat ini memang sering ditemui khususnya di Kotawaringin Timur (Kotim). Bahkan menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi, OTG kerap kali dialami oleh keluarga pasien yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) dan juga tenaga kesehatan.
Pasalnya, keluarga pasien Isoman biasanya berkumpul dalam satu rumah sehingga besar kemungkinan untuk tertular, begitu juga dengan tenaga kesehatan yang berkontak langsung saat penanganan.
“Saya akui untuk melakukan Isoman itu memang sulit, bahkan saya sendiri saat menjalani Isoman, anak dan istri juga ikut terpapar Covid-19,” kata Umar Kaderi, Rabu 18 Agustus 2021. Namun ujarnya, bukan berarti penularan tidak dapat dihindari ketika ada anggota keluarga yang melakukan Isoman
“Asalkan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) tetap dilakukan dengan disiplin, dan yang terpapar berada dalam satu ruangan sendiri serta menggunakan alat makan dan perlengkapan lainnya sendiri tanpa bergantian, maka penularan bisa dihindari,” tegasnya.
Umar juga mengimbau, agar yang menjalani Isoman dapat bekerjasama. Meski tidak parah dan memungkinkan untuk beraktivitas, namun jangan sampai pasien berkeliaran ke luar rumah.
“Karena bisa saja dia menularkan kepada yang lainnya, meski tidak mengalami gejala parah namun tidak menutup kemungkinan malah yang ditularkannya yang mengalami gejala parah karena daya tahan tubuh seseorang berbeda-beda,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, Isoman artinya mengisolasi diri dan tidak berinteraksi langsung dengan orang lain sampai minimal 10 hari sejak didiagnosa positif Covid-19. “Setelah 10 hari isoman dan ditambah empat hari lagi untuk pemulihan, barulah aman beraktivitas di luar rumah,” tandasnya.
(dia/raf/matakalteng.com)
Discussion about this post