SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di tahun 2021 ini mulai menggalakkan gerakan nasional literasi digital, bahkan hari ini Senin 28 Juni 2021 sejumlah pemuda di Kotim melakukan diskusi berkaitan dengan hal ini melalui zoom meeting bersama Bupati Kotim Halikinnor sebagai Keynote Speech dan beberapa nara sumber lainnya.
Hal ini berdasarkan ketetapan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yakni percepatan transformasi digital untuk mencapai digital nation sebagai salah satu visi utama dalam masa pemerintahannya yang kedua. Salah satu programnya adalah pembangunan sumber daya manusia talenta digital.
Untuk mencapai visi ini, diperlukan adanya persiapan kebutuhan sumber daya manusia talenta digital dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam aspek literasi digital. Literasi digital sendiri merupakan kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, dan mengevaluasi teknologi digital (UNESCO, 2018).
Dalam siaran pers Siberkreasi sebagai pemenang WSIS 2020, Menteri Kominfo menyampaikan pentingnya peningkatan literasi digital masyarakat, di mana literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Dody Rafliansyah salah seorang Runner Cakap Digital Kabupaten Kotim mengatakan, diskusi itu bertemakan “Internet Baik atau Buruk bagi Kehidupan Kebudayaan?”.
“Tujuan literasi digital adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kreatifitas, dan kecakapan teknologi digital. Kemudian meningkatkan dan mengembangkan kapasitas budaya penggunaan teknologi digital yang aman,” kata Dody, Senin, 28 Juni 2021.
Selain itu, juga bertujuan untuk mendorong peningkatan kecakapan dasar anti konten negatif (anti hoax, anti cyberbullying, anti ujaran kebencian, anti pornografi, anti pembajakan, anti radikalisme, anti SARA, dan sebagainya). Memberikan, mendorong, dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dasar pemanfaatan teknologi digital baru (emerging technology – Robotika, Internet of Things/IoT, Artificial Intelligence, Big Data, dan sebagainya).
“Serta untuk menguatkan pengetahuan, pemberdayaan dan fasilitasi komunitas berbasis teknologi digital,” lanjutnya.
Objek Literasi Digital adalah masyarakat Indonesia dari berbagai usia, jenis profesi, latar belakang budaya, lapisan ekonomi dan struktur sosial dengan melibatkan berbagai mitra pelaksana, media provider, media mainstream, media digital dan pemerintah daerah.
“Hasil yang diharapkan yakni terwujudnya masyarakat yang cerdas, positif, kreatif, produktif, dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan Internet,” ungkap Dody.giatan ini juga diharapkan dapat meningkatnya kemampuan kognitif masyarakat untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan Internet lainnya, menciptakan budaya Literasi Digital di masyarakat Indonesia, pelaporan kegiatan Project Implementation Unit (PIU) dan Jasa Penyedia sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatnya kemampuan kognitif masyarakat untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan Internet lainnya, menciptakan budaya Literasi Digital di masyarakat Indonesia, pelaporan kegiatan Project Implementation Unit (PIU) dan Jasa Penyedia sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja.
Sesuai dengan arahan visi Presiden, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama mitra jejaring GNLD Siberkreasi telah menyusun sebuah Peta Jalan Literasi Digital tahun 2021- 2024 untuk meningkatkan partisipasi digital masyarakat, mendorong pengembangan ilmu pengetahuan masyarakat di bidang TIK dan digital serta mendorong tingkat kecakapan transformasi digital dalam pemanfaatan teknologi baru.
Didalam peta jalan ini dirumuskan juga 4 (empat) kerangka dalam menyusun kurikulum literasi digital, yaitu: Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture
“Digital Skills merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Digital Culture adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Digital Ethics adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
“Digital Safety merupakan kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” sebutnya.
Lebih lanjut, Dody menjelaskan, kegiatan implementasi Literasi Digital yang dilakukan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan masyarakat Indonesia tentang Literasi Digital. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk seminar dan diskusi online (peserta) dan offline (narasumber dan moderator) dengan peserta dari guru dan orang tua, pelajar/mahasiswa, PNS/TNI/Polri, petani, nelayan, dan pelaku UMKM, lembaga swadaya masyarakat dan komunitas, dan masyarakat umum.
Kegiatan implementasi Literasi Digital ini akan melibatkan penyedia jasa/Event Organizer (EO), Project Implementasi Unit (PIU) dan Tim Literasi Digital, Direktorat Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Penyelenggaraan seminar dan diskusi online oleh seluruh penyedia jasa (EO) akan terpusat menggunakan dengan alamat https://event.literasidigital.id sebagai media pendaftaran dan registrasi peserta. Setiap penyedia jasa (EO) akan memiliki akun masing-masing dalam https://event.literasidigital.id.
Seluruh program Literasi Digital yang akan dilakukan oleh penyedia jasa beserta jadwal pelaksanaannya untuk seluruh wilayah Kabupaten/Kota akan berada dalam https://event.literasidigital.id
“Penyelenggaraan Literasi Digital di seluruh kabupaten atau kota akan melibatkan Konsultan PIU sebagai lembaga yang akan mengawasi dan mendampingi pelaksanaan Literasi Digital sehingga program dapat berjalan sesuai rencana,” beber Dody.
(dia/matakalteng.co.id)
Discussion about this post