SAMPIT – Perayaan tahun baru tidak l ngkap jika tidak berkumpul dengan sanak keluarga, kerabat dan teman-teman sembari membakar jagung ataupun daging. Seperti tahun sebelumnya, satu minggu sebelum tahun baru pedagang jagung sudah menjamur di pinggir jalan di Kota Sampit.
Namun tidak dengan tahun ini, hingga hari ini belum ada pedagang jagung yang berjualan di pinggir jalan menjajakan jagung yang masih berkulit seperti biasanya.
Bahkan salah satu warga yang sedang mencari jagung untuk persiapan tahun baru yakni Putra mengaku tidak menemukan jagung di pasar. Padahal biasanya di tanggal seperti ini 27 Desember sudah mulai banyak yang berjualan.
“Entah kenapa jadi tidak ada yang berjualan jagung. Yang tidak berkulit biasanya di jual di pasar saja sulit ditemukan apalagi yang masih berkulit yang biasanya jadi ciri khas diperjual belikan saat mendekati tahun baru. Tado malam saya sudah mencari di salah satu pasar yakni Al Kamal, tapi juga tidak ada,” ujarnya, 27 Desember 2020.
Namun dirinya mengatakan masih akan mencari jagung lagi berkeliling, barang kali ada yang berjualan. Atau mungkin memang belum saatnya para pedagang jagung berjualan.
“Mungkin tahun karena pandemi Covid-19 para pedagang jagung jadi akan berjualan saat sudah dekat hari tahun baru, mungkin karena menghindari keluar rumah terlalu sering,” sebutnya.
Sementara itu salah satu petani jagung Muhammad mengatakan, dirinya hanya bisa menjual sedikit jagung karena gagal panen akibat kebunnya kebanjiran setelah hujan deras beberapa waktu lalu.
“Jadi hanya sedikit jagung yang bisa dijual. Tidak bisa banyak seperti tahun lalu. Dan yang mencari jagung juga sepertinya tidak sebanyak tahun sebelumnya,” bebernya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post