PANGKALAN BUN – Siklon tropis Nyatoh disebut sebagai biang terjadinya badai dan banjir rob di pesisir Kumai dan Ibukota Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Rabu 7 Desember 2021 pukul 18.30 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Bandara Iskandar Pangkalan Bun, menyebut fenomena alam yang terjadi di pesisir Kumai dan ibukota Kecamatan Kumai akibat efek dari Siklon Tropis Nyatoh.
“Efek dari Siklon Tropis Nyatoh, dan terpantau kecepatan angin hingga mencapai 21 Knot,” ujarnya, Rabu 8 Desember 2021.
Menurutnya, siklon tropis Nyatoh (994 hPa) terpantau di laut Filipina dan tadi malam terpantau bergerak menjauh dari wilayah Indonesia, dan memberikan dampak tidak langsung pada ketinggian gelombang di perairan kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Halmahera Utara dan Papua.
Kemudian pola Angi di wilayah Indonesia bagian Utara dominan bergerak dari Barat – Utara dengan kecepatan 8 sampai 30 knot.
“Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Selatan dominan bergerak dari barat daya, barat laut dengan kecepatan angin mencapai 8 sampai 30 knot, dan kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Kalimantan,” ungkapnya.
Menurutnya pada Desember 2021 ini cuaca terbilang ekstrem, ditambah banyak gangguan atmosfer, la Nina dan efek tidak langsung dari siklon tropis.
Siklon tropis Nyatoh yang menjauh dari wilayah perairan Indonesia memberikan efek tidak langsung terhadap gelombang di beberapa wilayah Indonesia terutama Sulawesi Utara.
“Siklon tropis Nyatoh ini bergerak ke arah utara dgn kecepatan 6 knots atau 11 kilometer per jam,” pungkasnya.
(ga/matakalteng.com)
Discussion about this post