PALANGKA RAYA – Pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk negara kita. Sektor pertanian menunjukkan ketahanan yang kuat dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Namun, masih ada kekurangan dalam hal produksi pangan, terutama dalam produksi padi.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian melakukan terobosan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi di Indonesia, salah satunya dengan memperkuat Perluasan Areal Tanam (PAT) padi melalui pompanisasi di lahan-lahan pertanian.
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PAT melalui pompanisasi di wilayahnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas TPHP Kalteng, Sunarti yang menjelaskan salah satu alasan mengapa pompanisasi menjadi solusi cepat dan dipilih untuk mengatasi masalah cuaca adalah karena Indonesia membutuhkan pertanaman sekitar satu juta hektar per bulan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Di samping itu, pompanisasi juga dapat memperluas areal tanam padi di daerah yang memiliki potensi lahan sawah tadah hujan dengan IP 0-100.
Namun, implementasi PAT melalui Pompanisasi ini akan menjadi suatu tantangan, terlebih lagi jika tidak ada dukungan pemerintah daerah. Oleh karena itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah akan segera memetakan kabupaten di wilayahnya yang memiliki potensi lahan sawah tadah hujan dengan IP 0-100 untuk mendukung kegiatan ini.
“TPHP akan segera memetakan kawasan yang memiliki potensi lahan sawah tadah hujan dengan IP 0-100 untuk mendukung kegiatan ini,” ujarnya, Selasa, 12 Maret 2024.
Sebelumnya secara terpisah Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan tujuan dari kegiatan PAT melalui Pompanisasi ini adalah untuk memperluas area tanam sampai dengan dua juta hektar lahan sawah kering di seluruh Indonesia, sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan secara mandiri tanpa harus tergantung pada kebijakan impor.
“Terdapat anggaran sekitar 2 (dua) triliun rupiah yang disiapkan oleh Kementerian Pertanian untuk menjalankan program ini, dari berbagai sumber, termasuk potongan biaya perjalanan dinas, biaya seremoni, dan biaya lainnya yang diperuntukkan untuk produksi,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui saat ini ada 22 negara yang telah menyetop ekspor beras, sehingga Indonesia perlu meningkatkan produksi beras secara mandiri. Dalam hal ini, implementasi PAT melalui Pompanisasi dapat menjadi jawaban atas tantangan ini.
Secara keseluruhan, PAT melalui Pompanisasi ini adalah suatu solusi cepat yang dipilih untuk menghadapi masalah cuaca, meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi, serta memperluas area tanam padi di Indonesia.
“Diharapkan program ini dapat membantu petani di lahan sawah kering mengatasi kesulitan mereka dalam menghasilkan pangan dan memperkuat ketahanan pangan secara mandiri,” pungkasnya.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post