PALANGKA RAYA – Momen untuk berpuasa di bulan Ramadan merupakan saat-saat yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh Indonesia, tak terkecuali di Kalimantan Tengah (Kalteng). Hal penting sebelum memulai ibadah puasa adalah menentukan awal bulan Ramadan dengan hasil rukyat hilal atau pemantauan hilal.
Organisasi Islam seperti PWI NU, Muhammadiyah, kejaksaan kota, BMKG, serta beberapa lembaga dan ormas lainnya turut serta dalam mengamati hilal pada ketinggian 0,3 derajat pada pukul 17.38 di Menara Masjid Raya Darussalam di Kota Palangka Raya.
Kepala Bidang Tata Usaha, Kementerian Agama Provinsi Kalteng, Tuaini, menjelaskan bahwa dalam mengambil keputusan menentukan awal bulan Ramadan, umat harus tetap menghargai dan toleran satu sama lainnya. Meskipun terdapat perbedaan dalam menentukan awal bulan Ramadan, namun harus ada titik temu dari persamaan tersebut.
“Berdasarkan hisab posisi hilal seluruh Indonesia, saat ini masih di bawah ufuk dan tidak memenuhi kriteria sebagai bulan baru,” ujarnya, Senin, 11 Maret 2024.
Ia menambahkan hal ini berdasarkan konfirmasi sejumlah petugas kementerian agama di daerah yang ditempatkan di dua titik lainnya yakni Pantai Teluk Bogang Kabupaten Kotawaringin Barat, Pelabuhan Segintung Kabupaten Seruyan. Kriteria visibilitas hilal adalah ketinggian hilal mencapai 3 derajat, dan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Dalam menentukan awal bulan Ramadan, kita harus mengacu pada hasil hisab rukyat nasional yang ditindaklanjuti melalui sidang isbat. Hal ini agar apa yang diputuskan oleh pihak terkait dapat menjadi acuan dan diakui secara nasional,” pungkasnya.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post