PALANGKA RAYA – Ditengah kehidupan modern yang semakin hiruk pikuk, masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) masih melestarikan tradisi dan adat budaya mereka secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Salah satu upacara adat penting yang diadakan setiap tahunnya adalah Upacara Ritual Ma’mapas Lewu Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur Lewu yang memberikan gambaran tentang nilai-nilai adat dan budaya masyarakat Dayak Kalteng.
“Keindahan serta kesakralan Upacara Ritual Ma’mapas Lewu Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur Lewu dapat mempertemukan kita dengan masa lalu dan menyajikan tradisi yang tahan lama. Upacara ini memperlihatkan pemeliharaan tradisi sambil menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan persatuan,” jelas Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, melalui Prada LKDR, Minggu 31 Desember 2023.
Upacara ini pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan wilayah atau daerah dari pengaruh buruk baik itu dari manusia maupun roh jahat yang mungkin mengancam kehidupan. Upacara ini juga menjadi ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan permohonan agar selalu dijaga dan dilindungi dari hal-hal buruk.
Namun, upacara ini bukan semata-mata ungkapan syukur dan doa, tetapi juga merupakan persembahan untuk Tuhan atas anugerahnya yang berupa alam terbangun yang memberikan tempat bagi manusia untuk hidup makmur dan bahagia selama ribuan tahun. Karena itulah, masyarakat Kalteng merasa perlu untuk membayar dengan Upacara Ritual Ma’mapas Lewu Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur Lewu sebagai bentuk penghargaan dan tanggung jawab sosial atas lingkungan sekitarnya.
“Upacara ini juga menjadi sebuah wujud kebersamaan seluruh masyarakat Kalteng dalam menjunjung tinggi filsafat Huma Betang dan prinsip Belom Bahadat yang merupakan ciri khas dari adat budaya masyarakat Dayak,” imbuhnya. Prada juga menyebutkan, upacara ini juga menjadi upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan kekayaan adat budaya masyarakat Dayak kepada dunia dalam bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam era modern, masyarakat sering lupa akan asal-usul dan akar kebudayaannya. Upacara Ritual Ma’mapas Lewu Ma’arak Sahur Palus Manggantung Sahur Lewu menyimpan pesan penting yang harus dilestarikan dari generasi ke generasi. “Kita harus tetap mengapresiasi dan menghargai tradisi yang menjadi warisan dari nenek moyang. Sebagai generasi muda, kita harus menjadi pelopor dalam melestarikan dan menghargai keberagaman budaya, sehingga kekayaan budaya yang ada tetap terjaga, dihargai, dan diwariskan ke generasi yang akan datang,” pungkas Prada.
(vi/matakalteng)
Discussion about this post