PALANGKA RAYA – Potensi munculnya radikalisme atau terorisme menjelang pelaksanaan Pemilu serentak 2024 mendatang dinilai akan tetap ada.
Kelompok radikal teroris dikhawatirkan berencana memanfaatkan momentum Pemilu dan Pilpres 2024 untuk menyebar isu agama. Tujuannya, yakni agar masyarakat terprovokasi dan terpengaruh oleh informasi palsu atau hoaks di berbagai media.
Dikhawatirkan bahwa dengan banyaknya paham dan informasi negatif di berbagai media, masyarakat dapat terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang merugikan, seperti tindakan terorisme.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, jika pihaknya terus berupaya mencegah potensi radikalisme di Bumi Tambun Bungai.
“Akan diadakan sosialisasi guna memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya di wilayah Kalteng, agar masyarakat lebih memahami dampak buruk dari paham radikalisme,” katanya, Selasa, 24 Oktober 2023.
Dijelaskannya, jika faktor penyebab seseorang terpapar paham radikalisme dan terorisme antara lain, yakni pemahaman agama yang tidak sempurna, kemiskinan, kesenjangan sosial, rasa putus asa, sikap anti demokrasi, kurangnya edukasi dan empati yang berlebihan akibat media sosial di dalam dan luar negeri serta merebaknya arus globalisasi.
“Diharapkan masyarakat dapat mengenali potensi adanya individu atau kelompok yang terlibat atau terafiliasi dengan jaringan Terorisme agar dengan cepat dapat memberikan informasi kepada pihak berwenang,” ucapnya.
Sementara itu, lanjut Kombes Pol Erlan Munaji menekankan, jika peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan melaporkan aktivitas mencurigakan, sebagai salah satu kunci dalam memitigasi ancaman tersebut.
“Kita harus bersinergi dan waspada, membangun pertahanan bersama terhadap paham radikal dan terorisme yang dapat mengganggu Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) serta stabilitas negara,” pungkasnya.
(rzl/matakalteng.com)
Discussion about this post