PALANGKA RAYA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan saat ini hal yang perlu diwaspadai di Indonesia adalah masalah kekeringan.
“Di tahun 2015 ada fenomena alam yang bernama El Nino yang menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan pada hutan-hutan Sumatera bagian Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Utara, bahkan asapnya sampai ke negara tetangga,” kata Tito, Selasa 23 Mei 2023.
Disampaikan Mendagri bahwa fenomena alam El Nino tersebut mengakibatkan kekeringan dan kebakaran pada hutan-hutan di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Sumatra bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara di mana sebagian di antaranya bahkan menimbulkan kabut asap sampai ke negara tetangga.
“Tetapi (tahun) 2016 sampai 2022, kita mengalami fenomena La Nina di mana curah hujan sangat tinggi sehingga ada kemarau pun, dry season itu menjadi wet dry season. Jadi, musim kemarau yang tetap ada hujannya. Makanya, kebakaran hutan kurang, kekeringan juga kurang karena adanya curah hujan yang cukup banyak,” jelas Mendagri.
Mendagri juga menjelaskan agar fenomena alam yang dapat diprediksi ke depannya dapat diwaspadai dan diantisipasi bersama demi mencegah dampak-dampak yang dapat mempengaruhi inflasi. Mendagri menyontohkan fenomema negara Malaysia yang dilanda “panic buying” (masyarakat panik membeli) air mineral yang disebabkan oleh rendahnya curah hujan turun dan bendungan mengering.
Mantan Kapolri ini meminta agar faktor alam serta ketersediaan pangan ke depannya diantisipasi sejak dini. “Ini yang perlu kita waspadai. Dampak lainnya ini adalah masalah panen. Produksi pangan dikarenakan adanya kekeringan-kekeringan ini. Nah, untuk itu, mungkin setiap daerah perlu mulai mengidentifikasi apakah ada dampak dari kurangnya pasokan air, kurangnya curah hujan yang akan dapat berakibat pada terjadinya ketidakcukupan atau kelangkaan pangan tertentu. Nah, kalau ada, untuk segera dilakukan langkah-langkah intervensi,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Statistik Harga Badan Pusat Stastistik Windhiarso Putranto menyampaikan berdasarkan harga rata-rata komoditas bulan Mei 2023 (sampai tanggal 19 Mei) terhadap harga-harga bulan April 2023 di 90 kabupaten/kota yang dipantau, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah berpotensi menyumbang inflasi di sebagian besar kabupaten/kota.
“Sama dengan minggu sebelumnya, pada level kabupaten/kota, cabai rawit dan cabai merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan. Fluktuasi harga cabai rawit terjadi di 113 kabupaten/kota sedangkan cabai merah terjadi di 106 kabupaten/kota. Sampai minggu ketiga Mei 2023, sembilan kabupaten/kota tidak mengalami fluktuasi harga (stabil) pada 20 komoditas pangan yang dipantau,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut Pemprov Kalteng yang diwakili oleh Yuas Elko menyatakan berdasarkan rapat koordinasi tersebut, inflasi di Kalteng sangat stabil dan tidak ada lonjakan seperti beberapa waktu lalu.
“Mudah-mudahan bisa terus seperti ini 2-3 bulan ke depan, bahkan sampai akhir tahun diharapkan akan terus stabil,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post