PANGKALAN BUN – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo mengatakan bahwa masing-masing wilayah di Kalteng memiliki potensi unggulan tersendiri.
Hal ini disampaikannya saat memberikan paparan pada Focus Group Discussion (FGD) kegiatan Studi Lapangan Isu Strategis Nasional (SLISN) PPRA LXIII Tahun 2022 yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, di Hotel Brits Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Selasa 14 Juni 2022.
Edy Pratowo mengatakan, di wilayah Barat meliputi Kabupaten Kotawaringin Timur, Seruyan, Kotawaringin Barat, Sukamara, dan Lamandau. Adapun fokus potensi pengembangan meliputi kelapa sawit (CPO), pertambangan (baja, nikel, alumina, dll), industri berbasis perikanan tangkap, perikanan budidaya air payau dan air laut, pariwisata, kopi, tebu dan pertanian TPH.
“Sementara itu, pengembangan potensi meliputi hillirisasi berbasis sawit, hilirisasi berbasis metal, pengembangan perikanan tangkap, pengembangan perikanan budidaya (Shrimp Estate), pengembangan pariwisata pada Taman Nasional Tanjung Putting, pembuatan Pelabuhan Utama Teluk Sampit dan perpanjangan runway Bandara Iskandar,” papar Edy.
Edy juga menyampaikan pembangunan kawasan shrimp estate di Desa Sei Raja, Kecamatan Pantai Lunci, Kabupaten Sukamara sebagai Pilot Project. Shrimp estate di Desa Sei Raja Kab. Sukamara akan dibangun seluas 40,17 Ha dan sebanyak 5 klaster atau sebanyak 90 unit Peta Tambak, dengan ukuran 40 M x 40 M per Petak Tambak. Dari Potensi wilayah pesisir Prov. Kalteng yang sangat luas, sangat diharapkan Shrimp Estate dapat dijadikan sebagai Program Strategis Nasional (PSN).
Lanjutnya, zona wilayah Tengah meliputi Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas dan Kota Palangka Raya. Adapun fokus potensi pengembangan meliputi pertanian, kopi, sawit dan tebu, pertambangan bauksit dan emas, pembangunan food estate (beras & holtikultura), pengembangan BCLS singkong (PSN), perikanan air tawar, industri kreatif tari, perfilman & musik dan industri hasil hutan (kayu, karet&rotan). Sementara itu, pengembangan potensi meliputi agro industri, hilirisasi pengolahan bauksit dan emas, hilirisasi industri pangan, hilirisasi industri hasil hutan, budidaya perikanan air tawar, ekowisata Taman Nasional Sebangau dan zonasi kawasan perfilman.
Zona wilayah Timur meliputi Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan dan Barito Timur. Adapun fokus potensi pengembangan meliputi tambang (batu bara, emas, tanah jarang), hasil hutan (kayu, rotan, karet, dll), perkebunan (sawit, kopi, cokelat dan tebu) perikanan air tawar dan pertanian TPH. Sementara itu, pengembangan potensi meliputi hilirisasi industri pertambangan, hilirisasi hasil hutan dan olahan, hilirisasi industri karet, pengolahan sumber daya listrik, pengolahan hasil dan pembibitan perikanan air tawar serta pengolahan hasil pertanian TPH.
Pada kegiatan yang mengusung tema “Program Unggulan Pemerintah Daerah dalam rangka Mendukung Pembangunan Nasional”, Lebih lanjut H. Edy Pratowo menjelaskan, berbagai sektor ekonomi unggulan yang dimiliki Kalteng meliputi kehutanan, pertanian dan peternakan, perkebunan, energi dan sumber daya mineral, kebudayaan dan pariwisata serta pelabuhan.
Sebagaimana diketahui, sasaran pembangunan hilirisasi industri kelapa sawit adalah sumber daya utama yang dimiliki Kalteng. Selain itu, sebagai penyumbang terbesar untuk pendapatan Kalteng memiliki luas 1.807.547 Ha dengan hasil produksi 6.8 juta Kg-8.9 juta Kg per tahun, menyerap 806.308 tenaga kerja.
Selanjutnya, untuk diketahui, pembangunan industri kayu olahan di Kalteng merupakan terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah Pusat juga mempercayakan pembangunan Food Estate di Kalteng tepatnya di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post