PALANGKA RAYA – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi bulanan terkait perkembangan inflasi di Kalteng berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur, Senin 4 April 2022.
Sebagaimana diketahui pada Maret 2022 Kalteng mengalami inflasi sebesar 0,80% (mtm) dengan Kota Palangka Raya tercatat inflasi sebesar 0,69% (mtm) dan Kota Sampit sebesar 0,97% (mtm). Inflasi periode Maret 2022 utamanya didorong oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga (gas elpiji) sesuai dengan ketetapan pemerintah pada akhir Februari dan berdampak signifkan pada inflasi Maret.
Lebih lanjut, komoditas penyumbang inflasi pada kelompok administered prices lainnya adalah angkutan udara dan bahan bakar solar. Selanjutnya, berdasarkan data BPS Kalimantan Tengah, kelompok komoditas volatile food dalam 3 (tiga) tahun terakhir selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri mengalami kenaikan sebesar 0,33% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng, Yura Djalins menyampaikan bahwa konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang diikuti sanksi oleh Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia berdampak pada kenaikan harga energi dunia.
“Hal ini dikarenakan menurunnya pasokan minyak dunia yang berdasarkan British Petroleum (BP) Statistical Review of Wold Energy 2021, kontribusi Rusia tercatat 16,6% gas alam dan 12,6% minyak (oil) secara global,” jelasnya.
Dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap kenaikan harga energi, diprakirakan akan kembali berlanjut terhadap inflasi pada April 2022, yang direspon oleh Pemerintah Pusat dengan menetapkan kenaikan harga bahan bakar Pertamax yang mulai berlaku sejak 1 April 2022.
“Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari, namun dapat kita mitigasi melalui sinergi pengendalian inflasi pada level daerah,” lanjut Yura.
Disamping itu, kebijakan penetapan HET minyak goreng curah dan pelepasan harga minyak goreng kemasan sesuai mekanisme pasar, berdampak pada naiknya harga minyak goreng yang tertransmisi kepada produk olahan yang menggunakan minyak goreng utamanya kue kering berminyak yang menyumbangkan inflasi pada Maret 2022.
Berdasarkan survei PIHPS BI Kalteng, tercatat harga minyak goreng kemasan di Kalimantan Tengah meningkat dari Rp19.550/liter pada awal Maret menjadi Rp26.500/liter pada akhir Maret.
Untuk itu, TPID Kalteng terus melakukan pemantauan perkembangan harga komoditas dan melakukan serangkaian kegiatan pengendalian inflasi, utamanya yang berfokus pada stabilitas harga dan pasokan komoditas pangan bergejolak (volatile food) selama bulan puasa Ramadhan dan menjelang perayaan hari raya Idul Fitri 1443 H.
Selanjutnya, TPID Kalteng secara umum mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berbelanja secara bijak, tidak berlebihan, tidak terpancing dengan berita-berita palsu (hoax) dan secara khusus kepada umat muslim untuk lebih berfokus pada peningkatan kualitas amal ibadah selama bulan puasa Ramadhan 1443 H.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post