PALANGKA RAYA – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan sosialisasi gerakan diversifikasi pangan lokal non beras tahun 2020. Sosialisasi ini dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Nurul Edy mewakili Sekda Kalteng Fahrizal Fitri, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lilies Suryani, ibu-ibu TP-PKK provinsi dan kelompok tani pekarangan pangan lestari (P2L).
”Sosialisasi ini dalam rangka untuk mendukung program gerakan diversifikasi pangan lokal tahun 2020, yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pada pertengahan Bulan Agustus lalu,” ucap Sekda Kalteng Fahrizal Fitri dalam sambutan yang disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Nurul Edy, belum lama ini.
Dia mengatakan, gerakan tersebut merupakan salah satu strategi penyediaan pangan, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi sektor ketahanan pangan. Untuk itu, dilakukan kampanye ”Kenyang Tidak Harus Nasi”.
“Melalui sosialisasi ini akan menggencarkan program diversifikasi pangan lokal non beras kepada seluruh lapisan masyarakat. Mereka dapat menggelorakan diversifikasi pangan lokal sampai tingkat rumah tangga, dan sebagai ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.
Dia mengakui, memang ada berbagai tantangan dalam upaya mewujudkan pemantapan ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19, diantaranya akan terjadi perubahan budaya yang harus mengikuti protokol kesehatan, terjadi penurunan daya beli masyarakat.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi menurun karena belum merata masyarakat mengkonsumsi makanan yang memenuhi kaidah beragam, bergizi seimbang dan aman, sehingga permintaan bahan pangan akan lebih banyak tertuju pada beras.
“Untuk menjawab tantangan itu, gerakan diversifikasi pangan lokal non beras akan dapat menjadi salah satu solusi penting, untuk terus menjaga dan memantapkan ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19,” tuturnya.
Di samping itu, lanjut dia, gerakan diversifikasi pangan lokal non beras juga diharapkan dapat menurunkan ketergantungan masyarakat akan konsumsi beras, dan meningkatkan konsumsi pangan lokal non beras, seperti ubi kayu, talas atau sumber karbohidrat lainnya.
“Dengan adanya gerakan ini, tentu kami mengharapkan akan menumbuhkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) pangan sebagai penyedia pangan lokal, yang pada akhirnya akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post