SAMPIT – Menjelang perayaan peringatan 17 Agustus biasanya permintaan bambu yang digunakan sebagai tiang umbul-umbul tinggi mengalami peningkatan. Namun berbeda dengan tahun ini. Pedagang bambu mengeluhkan sepinya pembeli dan rugi.
Salah satu pedagang bambu yang ada di Kota Sampit, Yannur mengatakan, daya beli masyarakat terhadap bambu kali ini menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
“Biasanya mulai tanggal 1 Juli itu orang sudah banyak yang nyari untuk memasang bendera merah putih maupun umbul-umbul, tapi sekarang kurang ramai,” katanya, Senin, 2 Agustus 2021.
Disebutnya pada tahun lalu, pertengahan bulan Juli sudah ratusan batang yang terjual, sekarang baru puluhan batang. Sepinya pembeli dipengaruhi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
“Padahal bambu ini mencarinya di daerah Luwuk Ranggan, Kecamatan Cempaga, yang jaraknya cukup jauh,” sebut Yannur.
Bambu dijual seharga Rp 100 ribu untuk satu ikat, yang berisi 10 batang bambu siap pakai. Dirinya berharap menjelang detik-detik perayaan kemerdekaan nanti, daya beli dapat lebih meningkat.
“Semoga saja nanti sekitar tanggal 10 yang mendekati hari H, orang banyak yang beli,” tutupnya.
(dev/hab/matakalteng.com)
Discussion about this post