SAMPIT – Naiknya harga ayam di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), membuat menurunnya minat atau daya beli masyarakat terhadap daging ayam potong d pasaran. Hal ini membuat sebagian pedagang ayam potong mengeluh karena keuntungan yang didapat lebih sedikit dari biasanya saat harga normal.
Salah seorang pedagang ayam di Pasar Mangkikit atau biasa disebut Pasar Subuh Sampit, Khotimah mengatakan bahwa saat ini harga ayam sudah mulai turun, tapi harga jual masih tinggi, sehingga sepi pembeli.
“Penjualan berkurang karena sepi para pelanggannya mas. Harga ayam potong ini baru tadi malam turunnya. Sebelumnya itu dijual dengan harga Rp50 ribu perkilogram dan turun menjadi Rp48 ribu. Biasanya harga nomal hanya Rp35 ribu,” kata Khotimah, Jumat 10 Juli 2020.
Lanjutnya, kenaikan harga ayam ini sudah berlangsung lama. Lantaran kosongnya ayam yang masuk ke wilayah Kotim. “Biasanya ayam masuk dari Banjarmasin, dan sekarang disana sedang kosong, sehingga sedikit yang datang. Kalau disana kosong maka di Sampit harga ayam akan mahal,” tambahnya.
Pedagang ayam lainnya Mufta mengatakan harga ayam mulai naik sejak berakhirnya bulan suci Ramadan. “Memang ayam potong selalu datang tiap hari ke Sampit dari Banjarmasin atau daerah lainnya, namun sedikit, sehingga membuat mahal,” tuturnya.
“Harga dari kandang itu Rp42 ribu perkilogramnya. Itupun belum bersih, terhitung dengan ceker dan kepalanya. Sedangkan kalau dijual di pasar ceker dan kepala itu di pisah. Dijual dengan harga berbeda, untuk ceker dan kepala meski harga ayam naik atau turun tetap dijual Rp15 ribu perkilonya,” tambah Mufta.
Disebutkannya, dengan naiknya harga ayam ini keuntungan yang di dapat mererka juga berkurang. “Tidak ada kepastian kapan harga ayam akan turun menjadi harga normal. Karena kadang tiap harinya harga ayam berubah-rubah tergantung harga ayam yang datang di kandang,” demikiannya.
(ary/matakalteng.com)
Discussion about this post