SAMPIT – Sebanyak 41 guru di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) selesaikan lokakarya 6 guru penggerak di Dinas Pendidikan Kotim pada 17 Juni 2023. Lokakarya ini merupakan yang terakhir diikuti calon guru penggerk (CGP) khususnya yang ada di Kotim.
“Tahapan lokakarya CGP ini ada sampai 9, nanti 41 peserta ini akan melanjutkan ke lokakarya berikutnya. Alhamdulillah sebanyak 41 peserta ini sudah dinyatakan lulus di lokakarya 6,” kata Plt Kepala Disdik Kotim, M. Irfansyah, Sabtu 17 Juni 2023.
Dijelaskan Irfan, CGP ini merupakan angkatan ke 7 di Kabupaten Kotim. Perserta terdiri dari 1 guru TK, 9 guru SD, 22 guru SMP, 5 guru SMA dan 4 guru SMK. Semuanya tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kotim dan mendaftar secara mandiri.
“Lokakarya ke 6 ini modul yang dibahas adalah pengelolaan program yang berdampak pada murid berjenjang modul pembahasannya. Khususnya di Kotim mengangkat tema keberlanjutan pengembangan diri dan sekolah dalam program pendidikan guru penggerak,” jelasnya.
Menurutnya, pertama dikenal sebagai lokakarya 0 atau lokakarya perdana. Pada lokakarya ini, pendampingan individu yang dilakukan berkaitan dengan materi refleksi filosofis pendidikan nasional, serta nilai-nilai dan peran guru penggerak.
Kemudian lokakarya ke-1, topik pembelajaran modul Guru Penggerak mengenal Kompetensi Guru Penggerak. Materi pendampingan meliputi visi guru penggerak, dan budaya positif lanjut ke lokakarya ke-2 membahas topik berkaitan dengan Menggerakkan Komunitas praktisi Program Calon Guru Penggerak. Sedangkan materi pendampingan yaitu praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, dan pembelajaran sosial dan emosional.
“Kemudian lokakarya ke-3, topik modul yang dibahas pada lokakarya ke-3 yaitu visi, misi, dan program sekolah yang berdampak pada murid. Sedangkan, materi pendampingan yaitu pembelajaran sosial dan emosional, dan coaching,” ucapnya.
Selanjutnya, lokarya ke-4 yakni modul yang dibahas pada lokakarya ke-4 yaitu guru berpihak pada murid. Pendampingan individu yang diakukan membasa tentang topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan pemimpin dan pengelolaan sumber daya.
Lokakarya ke-5 membahas tentang modul refleksi komptensi calon guru penggerak. Kemudian pendampingan individu yang dilakukan membahas tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program yang berdampak pada murid.
Lokakarya ke -6, modul yang dibahas pada lokakarya ini adalah pengelolaan program yang berdampak pada murid, lokakarya ke-7 ini, berkaitan dengan festival panen hasil belajar calon guru penggerak.
“Lokakarya ke-8, modul yang menjadi topik pembahasan yaitu visi dan aksi sekolah yang berpihak pada murid, terakhir lokakarya ke-9 sebagai lokakarya terakhir yang membahas tentang keberlanjutan program,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post