SAMPIT – Kecelakaan laut yang di alami oleh kapal KLM Armada Bahari Mulya pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2020, membuat 6 korban terombang ambing di tengah laut menunggu datangnya pertolongan.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit Baslan Damang mengungkapkan, bahwa 6 korban di bantu dan di evakuasi ke kapal KM Forsythia.
“Kemudian dibawa ke Sampit dan sekarang semua korban sedang berada di rumah pihak keluarga atau rekannya yang ada di Sampit,” ujar Baslan, Minggu 20 Desember 2020.
Lanjutnya, untuk kesehatan korban setelah pihaknya mendapatkan informasi langsung di arahkan agar ke 6 korban yang dievakuasi ke KM Forsythia setibanya di Sampit agar pemeriksaan medis terlebih dulu.
“Dan informasi terakhir ke 6 korban sudah di inapkan di rumah teman atau kerabatnya di Sampit dan dinyatakan sehat,” bebernya.
Sedangkan untuk tindak lanjutnya, menurutnya sementara ini pihaknya menganjurkan agar semua korban untuk istirahat terlebih dahulu sampai pulih.
“Kemudian akan kami mintak keterangan dan berharap dapat di pulangkan segera ke kampung halamannya,” lanjut Baslan.
Sementara itu diketahui, kapal KLM Armada Bahari Mulya merupakan kapal bermuatan 600 Ton pupuk yang di nahkodai M. Ishak dan 6 awak kapal. Kapal tersebut milik PT. Pelayaran Niagara Raya yang bertujuan Gresik – Kendawangan.
Nahkoda kapal M Ishak mengaku, pada hari Senin tanggal 14 Desember 2020 mereka berangkat dari Gresik tujuan Kendawangan bermuatan pupuk, crew kapal berjumlah 6 orang termasuk nakhoda akan tetapi 1 orang tidak di sijil dan tidak masuk di daftar crew list, dikarenakan buku pelautnya sedang dalam proses pergantian buku yang baru.
“Pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2020 cuaca masih bagus sampai pagi hari, namun pada Rabu tanggal 16 Desember 2020 tiba-tiba angin dan ombak besar datang dari arah barat daya, kapal kami di terjang ombak kurang lebih 2,5 meter,” ungkapnya.
Lebih lanjut ujarnya, pihaknya saat itu berusaha kembali putar arah membelakangi ombak namun air yang masuk ke dalam kapal semakin banyak dan seluruh pompa air tidak mampu mengurangi air yang masuk karena ombak masuk dari belakang juga.
“Kami tetap berusaha mengeluarkan air dengan pompa yang ada, akan tetapi air tidak berkurang dan bertambah banyak, pukul 08.00 WIB pagi air sudah semakin banyak mengenai mesin induk, lalu kami berfikir untuk menyelamatkan diri sebelum kapal tenggelam,” ujarnya.
Maka dari itu mereka bersiap siap memakai life jaket dan berkemas barang yang bisa diambil dan diselamatkan, kemudian pihaknha menurunkan rakit kami ke laut, barang-barang dan dokumen di naikkan di atas rakit disusul satu persatu melompat di atas rakit.
“Kami meninggalkan kapal pada pukul 09.00 WIB kondisi kapal sudah tenggelam, di atas rakit sambil berusaha memanggil bantuan lewat radio VHF namun tidak ada yang merespon, posisi tenggelam kapalnya. Di atas rakit kami bertahan sambil menunggu kapal yang lewat,” bebernya
Kemudian pada hari Kamis tanggal 17 Desember 2020 jam 14.00 WIB mereka dapat pertolongan oleh kapal kargo tujuan Sampit sehingga semuanya tertolong dan di bawa ke Sampit.
Pada Jumat 18 Desember 2020 pukul 18.00 WIB sampai di muara Sampit, di bawa ke darat dengan kelotok warga selanjutnya dibawa ke KKP Sampit untuk diperiksa kesehatannya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post