LAMANDAU – Camping adalah salah satu kegiatan bagi segala usia yang bisa dijadikan pilihan saat liburan atau akhir pekan. Bagi sebagian orang, camping menjadi kegiatan positif untuk me-refresh otak dan keluar dari berbagai macam kejenuhan akibat rutinitas sehari-hari.
Bersama keluarga, teman sejawat, rekan kerja ataupun teman se-organisasi Camping dapat dilakukan di tempat-tempat terbuka seperti pantai, padang rumput, dalam hutan atau diatas bukit.
Di Kabupaten Lamandau, ada satu lokasi Camping yang cukup keren dan bisa menjadi opsi bagi para camper, Bukit Lobang Kilat di Desa Riam Tinggi Kecamatan Delang Kabuoaten Lamandau. Salah satu tempat yang layak untuk mendirikan tenda dan menghabiskan waktu luang sambil menikmati pemandangan fenomenal saat sunrise maupun sunset.
“Dari atas bukit, pemandangan saat sunrise begitu sempurna memperlihatkan lukisan alam Sang pencipta yang begitu indah, apalagi dinikmati sembari menikmati seduhan kopi khas produk desa setempat. Panorama alam di sekitar juga menawarkan keindahan dengan kemurnian hutan yang luas memberikan kesejukan dan udara yang alami,” ungkap warga Nanga Bulik, Eko Bayu.
Pemuda yang mengaku sebagai pecinta motor jenis supermoto atau trail itu membeberkan bahwa dirinya dan puluhan anggota organisasinya merasa puas melakukan camping di kawasan Bukit Lobang Kilat desa Riam Tinggi yang dikelilingi hamparan hutan yang masih asri dan alami.
“Sangat berbeda dengan suasana di kota-kota yang penuh polusi dan kebisingan. Diisi canda gurau dan kebersamaan saat api unggun ataupun melintasi jalan setapak di lokasi itu sangat luar biasa,” ujarnya.
Eko jiga menyebut, untuk menuju ke tempat yang sudah mulai dikenal masyarakat Lamandau itu tidaklah sulit, perjalanan kurang lebih 1.5 hingga 2 jam dari kota Nanga Bulik, setelah sampai di desa Riam tinggi rombongan akan disambut dengan ritual adat penyambutan tamu oleh pengelola kawasan wisata tersebut.
“Menurut kepercayaan warga setempat, salah satu tujuan ritual adat penyambutan itu adalah untuk menghilangkan hambatan dan rintangan selama melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut, selain etnik dan menarik, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya pelestarian budaya asli suku dayak,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut Eko, rombongan akan diarahkan menuju lokasi Bukit Lobang Kilat, tidak jauh dari desa, namun ditempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 km dengan rute menanjak.
“Sangat menyenangkan, karena selain menikmati udara yang segar dibawah rimbunan berbagai tanaman hutan, sehingga lelah seakan tidak terasa karena suasana sejuk dan menyenangkan,” kata Eko Bayu.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post