SAMPIT – Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri (Kesbangpol) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam melaksanakan pesta demokrasi tanggal 9 Desember 2020 mendatang, telah melaksanakan beberapa kegiatan.
Kepala Kesbangpol Kotim, Wim RK Benung mengatakan, yang pertama hari ini adalah rapat koordinasi penegakan hukum penerapan protokol kesehatan dimana mengundang seluruh tim sukses maupun LO pasangan calon.
“Agar mereka mengetahui aturan-aturan yang ada baik peraturan KPU, peraturan dari Banwaslu maupun peraturan dari Bupati Kotim yaitu No 29 Tahun 2020. Dengan harapan bahwa mereka dengan adanya materi ini sudah memahami apa-apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan atau dilarang pada saat kegiatan-kegiatan,” terangnya, Kamis 17 September 2020.
Khususnya pada tanggal 24 September nanti dilaksanakan pemilihan nomor urut pasangan calon. Yang kedua Kesbangpol sudah melakukan pemetaan di 17 Kecamatan di Kotim untuk melihat titik rawan terjadinya permasalahan menjelang Pilkada.
“Jadi kami sudah mendeteksi ada empat kemungkinan yang bisa terjadi di titik rawan berdasarkan data Pemilu 2014 maupun 2019 lalu. Yaitu adanya Hoaxs, kampanye hitam, benturan antar pendukung dan terakhir money politik. Jadi empat inilah yang sudah kami deteksi yang kemungkinan bisa terjadi juga di Pilkada 2020 ini,” ungkapnya.
Kemudian pada tanggal 23 September 2020 nanti Kesbangpol juga akan melakukan paparan kepada Bupati Kotim di Palangkaraya untuk melaporkan antisipasi terjadinya konflik sosial, sebagaimana akibat Pilkada ini.
“Kami juga mengirimkan beberapa staf yang sudah mengikuti pendidikan intelegen turun kelapangan, untuk mendapatkan informasi-informasi fakta aktual di lapangan mengenai keadaan masyarakat menjelang Pilkada 2020 ini,” sebutnya. Pihaknya juga mengatakan, sambil mensosialisasikan tentang tahapan-tahapan Pilkada yang ada di Kotim ini bersama-sama dengan KPU dan Banwaslu.
“Itu yang sudah kita lakukan. Saya pikir hampir relatif sama dengan pemilihan tahun sebelumnya. Empat masalah yang sudah disebutkan tadi kemungkinan juga terjadi. Namun kami tetap menunggu informasi dari lapangan. Harapannya, empat titik rawan ini tidak terjadi di Pilkada 2020. Namun untuk antisipasi tetap dilakukan,” terangnya.
Terkait Hoaxs pihaknya telah berkoordinasi dengan Kominfo, Kepolisian dan Kodim bagaimana kita bisa menghilangkan atau menghentikan hoaxs itu. Benturan antar pendukungpun sudah dikoordinasikan dengan kepolisian dan tim suskes pasangan calon agar bisa mengkondisikan bagaimana tidak terjadi benturan antar pendukung, khususnya pada saat kampanye yang akan datang.
“Money politik juga tetap kami pantau, informasinya memang sulit dibuktikan namun kita tetap berjaga-jaga. Semoga tidak terjadi, begitu juga dengan kampanye hitam. Saat ini Kesbangpol terus memonitor di media sosial siapa tahu ada hal tertentu yang kampanye hitam dari oknum-oknum tertentu untuk menjelekkan pasangan lain, ataupun menimbulkan berita-berita yang tidak benar,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post