PALANGKA RAYA – Sekretaris Komisi III DPRD Kalteng yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kuwu Senilawati, mengatakan bahwa pemerintah melakukan evaluasi terhadap jenjang waktu pendidikan peserta didik dalam menempuh pendidikan dasar 12 tahun.
Kuwu menyebutkan sejumlah negara telah menerapkan sistem pendidikan singkat namun efektif, dimana para peserta didik mampu meraih gelar sarjana pada usia 20 tahun. Amerika dan Jepang merupakan negara yang berhasil mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan menerapkan pendidikan singkat serta efektif.
“Pendapat saya, saat ini perlu adanya evaluasi terhadap jenjang waktu pendidikan yang ditempuh peserta didik. Di Indonesia, waktu menempuh pendidikan dasar adalah 12 tahun terhitung sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan di beberapa negara seperti Amerika dan Jepang, di usia 20 atau 21 tahun para generasi muda disana sudah bisa meraih gelar sarjana. Sangat berbeda dengan Indonesia yang rata-rata meraih sarjana di usia 25 tahun,” ucapnya, Rabu 2 Maret 2022.
Kuwu juga menjelaskan, kualitas SDM dapat ditentukan melalui program pendidikan yang bersifat merdeka. Sehingga yang harus dikedepankan adalah pendalaman jurusan, keahlian maupun potensi dari peserta didik.
“Setahu saya, diluar negeri pendidikan dasar yang diajarkan di sekolah tidak selama di indonesia. Karena mereka lebih fokus untuk mengembangkan skill serta potensi dari peserta didik. Sehingga wajar apabila banyak generasi muda di luar negeri yang mampu meraih gelar sarjana di usia muda dan menjadikan masa muda tidak terbuang percuma,” ujar Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) I meliputi Kabupaten Katingan, Gunung Mas (Gumas) dan Kota Palangka Raya ini.
Kendati demikian, ia berharap kedepannya pemerintah mampu mengimplementasikan program pendidikan singkat namun efektif, seperti yang diterapkan oleh sejumlah negara dalam rangka peningkatan kualitas SDM di Indonesia.
“Bisa saja karena waktu menempuh pendidikan dasar yang begitu lama membuat minat peserta didik untuk belajar jadi menurun dan hal tersebut dikhawatirkan berpengaruh pada kualitas pendidikan kita.
Oleh karena itu, saya berharap sistem pendidikan dasar 12 tahun bisa dibuat lebih singkat namun efektif, sehingga peserta didik dapat lebih fokus dalam pengembangan potensi diri di usia muda,” pungkas politisi dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post