PALANGKA RAYA – Setiap musim penghujan tidak sedikit wilayah di Kota Palangka Raya tergenang air hujan, bahkan banjir si beberapa wilayah rawan. Mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tengah menerapkan metode ‘Biopori’ guna mencegah terjadinya genangan air hingga banjir.
“Metode ini diperkenalkan, sebagai salah satu solusi terbaru menanggulagi bencana alam,” kata Kepala DLH Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, Minggu 22 Agustus 2021. Achmad Zaini menambahkan metode biopori ini sudah diterapkan di beberapa lokasi di Kota Cantik. Seperti di Jalan Perdana, Simpei Karuhei dan Jalan Bondol.
“Dengan adanya inovasi ini di harapkan Kota Palangka Raya benar-benar menjadi kota yang maju dengan tetap prioritakan kearifan lokal. Hal ini juga sejalan dengan implementasi perwujudan visi-misi untuk mencapai pembangunan smart environment,” sebutnya.
Dijelaskan, manfaat dari biopori secara ekologi dan lingkungan yaitu memperluas bidang penyerapan air sebagai penanganan limbah organik dan meningkatkan kesehatan tanah. Pada sisi lain, biopori bermanfaat secara arsitektur lanskap sehingga telah digunakan sebagai pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang menerapkan konsep rumah hijau.
Biopori itu sendiri berbentuk lubang silindris dimana dalam penggunaan metode dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air. Kedalaman biopori mencapai 50-100 cm.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post