NANGA BULIK – Bupati Lamandau H Hendra Lesmana mengaku prihatin dengan kejadian penghalangan dan perampasan bantuan sosial dari tiga perusahaan yang ada di Kabupaten Lamandau baru-baru ini oleh sekelompok orang yang diduga tim pemenangan paslon nomor urut 01.
Menanggapi hal itu, Bupati Hendra melakukan press release dan membeberkan kronologi kejadian yang dinilai menyudutkan namanya selaku kepala daerah. “Hari ini saya akan memberikan keterangan terkait kejadian yang seolah-olah menggiring opini masyarakat bahwa saya melakukan politik uang, saya tekankan itu tidak benar,” ungkapnya .
Bupati Hendra yang juga Ketua tim pemenangan Paslon 02 Sugianto-Edy pada Pilgub Kalteng 2020 itu menjelaskan bahwa beberapa kejadian premanisme telah dilakulan oleh sekelompok orang yang diduga tim pemenangan paslon 01, yakni penghadangan dan perampasan bantuan sosial dari perusahaan PT. TSA, PT SMU dan PT. MPP saat membagikan bantuan CSR untuk masyarakat terdampak Covid-19 di beberapa tempat di Kabupaten Lamandau.
“Ini surat dari manajemen perusahaan yang memberitahukan ke Pemda, bahwa tiga perusahaan yakni PT TSA, PT.SMU dan PT. MPP melaksanakan program pembagian bantuan sosial Covid-19 kepada masyarakat sejak tanggal 3 hingga 12 Desember 2020. Jadi bantuan itu bukan dari Pemda maupun dari Paslon. Bantuan tersebut tidak berkaitan dengan pemilu tetapi murni bantuan sosial kepada warga terdampak Covid- 19,” ujarnya.
Dirinya mengaku geram dengan tindakan premanisme dan sekelompok orang menggiring opini bahwa bantuan sosial tersebut berasal dari dirinya. “Wilayah kita sedang dilanda meningkatnya kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi. Kita seharusnya bersyukur ada dunia usaha yang bersedia membantu masyarakat kita,” ungkapnya.
Oleh karena itu, selaku pimpinan daerah Bupati Hendra menyatakan bahwa perilaku premanisme tidak boleh terjadi dengan alasan apapun. “Rentetan kejadian yang terjadi di Kecamatan Menthobi, Sematu Jaya dan Kecamatan Bulik yang diduga dilakukan oleh tim pemenangan paslon 01 membuat saya sangat geram, ini tidak boleh dibiarkan,” kata Hendra.
Lebih lanjut Hendra Lesmana menyampaikan bahwa tindakan premanisme yang dilakukan oleh sekelompok orang ditengah pandemi itu memicu terjadinya kontak fisik antara dirinya dan beberapa orang dari tim pemenangan pasangan 01. “Pihak perusahaan sudah melaporkan kejadian perampasan bansos itu ke polisi,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Sekda Lamandau Muhammad Irwansyah membenarkan terjadinya penghadangan dan perampasan oleh oknum yang bergaya preman. “Salah satu kejadian terjadi di Kecamatan Sematu Jaya, penghadangan dilakukan sekelompok orang kepada tim pembagian bantuan dari Baznas Kabupaten Lamandau,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku prihatin dengan perilaku orang-orang yang mencatut nama Bupati Lamandau dan membangun opini seolah-olah bantuan itu berbau unsur politik. “Sangat disayangkan orang-orang tersebut sampai menyebut nama Bupati, padahal itu bukan bantuan pemda,” tukasnya.
(btg/matakalteng.com)
Discussion about this post