SAMPIT – Sebagai bentuk keseriusan penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan revolusi penanganan stunting, sehingga target penurunan 14 persen dari pemerintah pusat dapat tercapai.
“Coba nanti kita lakukan penyaluran makanan bergizi yaitu susu dan telur ke setiap desa dan kecamatan. Kita bagikan langsung ke rumah-rumah mereka yang bergejala maupun penderita stunting serta ibu hamil,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Rabu 12 Juli 2023.
Gerebek stunting dengan membagikan susu dan telur itu ujarnya sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap kasus stunting. Sehingga untuk penanganannya tidak hanya dianggarkan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) saja, tetapi langsung terjun ke masyarakat langsung.
“Ini bentuk kepedulian kita terhadap stunting jadi tidak hanya dianggarkan di OPD karena tidak tahu realisasinya gimana. Grebek ini bentuk keseriusan kita dalam penangan stunting. Kalau tidak ada revolusi cara penanganannya atau tetap linier seperti biasa saja mungkin tidak bisa tercapai target 14 persen pada tahun 2024,” ujar Halikin.
Orang nomor satu di Kabupaten Kotim ini telah meminta dinas terkait dalam waktu tiga hari rampung mendata sekaligus memetakan warga yang dinilai layak menerima bantuan makan gizi tersebut. Terkait anggaran, pihaknya akan mengajukan diperubahan nanti. “Kalau tidak kita akan bersinergi dengan perusahaan untuk ikut peduli terhadap penanganan stunting,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kotim Imam Subekti menyebut kasus stunting di Kotim menjadi 20,7 persen saat ini. Pihaknya berharap kedepan stunting di Kotim di bawah 14 persen.
“Jadi kita akan ada gerakan gerebek stunting yaitu gerakan menyelesaikan stunting tapi itu adalah dengan memberikan perlakuan ke anak umur di bawah 2 tahun dan 5 tahun,” sebutnya.
Disampaikan, susu dan telur yang mengandung protein sangat diperlukan bagi anak untuk pencegahan stunting. Sehingga pemberian makanan protein itu akan dilakukan selama enam bulan. “Kalau bisa full, kalau tidak satu bulan dulu kita akan berikan bantuan, dengan gizi yang terpenuhi anak-anak kita sehat dan bebas dari stunting,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post