SAMPIT – World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 200 juta orang di seluruh dunia menderita kudis atau scabies pada satu waktu. Scabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh parasit jenis Sarcoptes scabiei var hominis.
“Sering terjadi di negara tropis atau negara dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan sering menyerang anak-anak dengan prevalensi 5-10% dan kebanyakan berusia 10-12 tahun,” kata Etty Rosmilawarni perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim saat menyampaikan materi di salah satu pesantren di Sampit, Selasa 20 Desember 2022.
Diketahui, penyakit ini banyak diderita anak-anak pesantren, sehingga penting disampaikan guna mencegah penyebaran penyakit ini dan melakukan langkah antisipasi.
“Ciri-ciri scabies yaitu gatal-gatal terutama muncul pada malam hari, tempat predileksi yakni sela jari tangan, telapak tangan, siku, ketiak, pusar, perut bagian bawah, genitalia eksterna, lutut dan pantat,” bebernya.
Selain itu lesi berupa terowongan kecil,sedikit meninggi,berkelok-kelok warna putih keabuan serta ada keluhan gatal yang sama pada orang-orang di lingkungan sekitarnya baik serumah atau tempat tinggal (keluarga,teman).
“Cara penularan bisa melalui kontak langsung yaitu adanya kontak kulit dengan kulit yang terinfeksi (skin to skin contact), bisa juga melalui kontak tidak langsung yakni menyentuh barang (alat tidur) atau pakaian pasien (kaos, celana dll) yang terinfeksi,” ungkapnya.
Sementara untuk memutus rantai penyebaran yakni dengan cara perbaikan hygiene diri dan lingkungan (alas tidur lama dicuci dengan air panas,tidak menggunakan alas tidur dan peralatan pribadi secara bersama).
Semua baju dan alat-alat tidur dicuci dengan air panas, mandi dengan sabun, membersihkan rumah atau tempat tinggal untuk menghilangkan kutu (menjemur kasur, membersihkan debu,menjemur sofa, mempel lantai dengan air dicampur karbol/lisol atau bahan antiseptic lainnya dll).
“Semua anggota keluarga atau lingkungan dan orang yang kontak atau tertular diobati bersamaan agar tidak terjadi penularan kembali,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post