SAMPIT – Meski saat ini Sampit menjadi inflasi nomor satu di Indonesia. Namun Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memprediksi hal ini akan turun pada Oktober yang dirilis pada 1 November 2022.
“Penghitungan inflasi tahunan (Year on year/yoy) Oktober turun. Karena efek penurunan tarif PDAM,” kata Kepala BPS Kotim Eddy Surahman, Selasa 4 Oktober 2022.
Disebut, laju inflasi di Sampit mencapai 8,85 persen pada September 2022. Adapun, andilnya terhadap inflasi air minum mencapai 1,81%, diikuti bensin dengan andil 1,18%, bahan bakar rumah tangga 0,67% dan rokok kretek filter yang andilnya 0,34%.
BPS mencatat inflasi secara nasional mencapai 5,95% (yoy). Tingginya laju inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga BBM yang mengerek naik tarif transportasi. “Tapi nanti pada Oktober 2022 harga PDAM tidak mempengaruhi lagi, karena sama seperti Oktober 2021. Jadi bisa turun inflasinya asalkan harga sejumlah komoditas stabil di Sampit,” ujarnya.
Oleh sebab itu, PR Pemerintah Daerah saat ini adalah menjaga harga sejumlah komoditas tetap stabil di tengah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Jika berhasil menekan harga, maka inflasi akan turun.
“Pasar murah yang dilakukan pemerintah itu sudah baik untuk menekan tingginya harga komoditas. Apalagi kalau bahan yang dijual mengambil dari luar daerah, sehingga pedagang lokal berpikir dua kali untuk menaikkan harga. Maka harga komoditas di Sampit terus stabil dan tidak terjadi inflasi,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post