SAMPIT – Seorang bayi berusia 25 bulan di Kelurahan Baamang Barat, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang terlahir tanpa anus dan vagina mendapatkan bantuan dari Komunitas Seminggu 1.000 Berkah yang bekerjasama dengan pihak kelurahan setempat untuk melakukan aksi penggalangan dana.
Bayi yang mengalami kelainan yang disebut Atresia Ani ini terlahir dari sepasang suami istri yang hidup sederhana. Penghasilan Ayahnya Rp 2.500.000 per bulan yang dihasilkan dari pekerjaannya sebagai kernet truk gas belum mencukupi untuk anaknya menjalani operasi besar. Sementara Ibunya hanya mengurus rumah tangga.
Bendahara Komunitas Seminggu 1.000 Berkah Nurul mengatakan, pada tanggal 26 Mei 2022 pihaknya melakukan open donasi untuk membantu biaya pengobatan bayi tersebut, selama 3 hari terkumpul Rp. 6.150.000.
“Setelah adanya informasi yang didapat Ketua Komunitas Seminggu 1000 Berkah yakni Iwan A, beliau langsung mengajak Lurah Baamang Barat Bapak Paliansyah untuk bersama sama Forum Koordinasi RW dan RT se Kelurahan Baamang Barat agar bisa bersama-sama membantu keluarga tersebut,” ujarnya, Kamis 2 Juni 2022.
Sehingga lanjutnya, Lurah Baamang Barat memerintahkan Forum Ketua RT Baamang Barat agar bisa menggalang donasi untuk warga di Baamang Barat, sehingga terkumpul Rp. 5.900.000.
Sementara Iwan A selaku Ketua Komunitas yang juga Anggota Polres Kotim mengajak Ketua Bhayangkari Baamang bersama anggotanya untuk bersama-sama membantu meringankan beban orang tua bayi tersebut. Dan kemudian Ketua Bhayangkari Ranting Baamang Mitha Angga Yuli beserta Anggota menyerahkan sejumlah uang dan paket sembako untuk keperluan sehari-hari.
“Harapan kami dari Komunitas Seminggu 1.000 Berkah agar lebih banyak lagi yang peduli apabila ada melihat atau mendengar warga yang sedang kesusahan atau mendapatkan musibah, serta mari kita doakan agak operasi bayi ini nantinya bisa berjalan dengan lancar,” ujar Iwan.
Orangtua bayi tersebut tidak menyangka anaknya lahir tanpa anus dan tanpa vagina, yang membuatnya cacat sejak lahir. Bahkan saat berumur 3 hari, sang bayi sudah dirujuk ke Banjarmasin untuk dilakukan pertolongan pertama yakni pembuatan kantong di perut agar bisa buang air besar.
“Sementara untuk operasi ke 2 harus dilakukan di Rumah Sakit Soetomo Surabaya. Segala upaya sudah dilakukan, pada bulan November 2021 sudah dibawa ke Rumah Sakit Soetomo Surabaya selama 2 bulan untuk dilakukan observasi dan operasi Laparoskopi yaitu pemeriksaan indung telur kanan kiri dan rahim,” ujar Ibunya.
Sehingga sudah dilakukan tindakan berupa sayat perut bagian kiri dan kanan. Kemudian akan dilakukan operasi besar lagi untuk tindakan agar bayi dapat hidup normal seperti bayi pada umumnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post