SAMPIT – Ratusan kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai meninggalkan kediamannya sementara waktu untuk mencari tempat yang lebih aman (mengungsi).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel mengatakan, ratusan KK yang mengungsi itu salah satunya dari Desa Sudan, Kecamatan Cempaga Hulu. Para warga tidak mengungsi ke posko yang telah disediakan oleh pemerintah, melainkan ke tempat kerabatnya masing-masing.
“Mereka tidak mau mengungsi ke posko darurat, mereka lebih memilih mengungsi ke rumah kerabat. Tapi ada juga yang masih bertahan di rumah meski air cukup tinggi. Mereka membuat semacam katil yang tinggi untuk tidur,” katanya, Jum’at 19 November 2021.
Mengungsinya 283 KK itu lantaran di Desa Sudan saat ini ketinggian airnya mencapai 150 cm dari lantai rumah warga, sementara dari permukaan tanah sekitar 180 cm. Dengan ketinggian tersebut air telah merendam sebagian isi rumah sehingga tidak dapat melakukan aktivitas seperti memasak. “Kami akan lakukan evaluasi untuk mengevakuasi warga. Hari ini akan kami dirikan tenda disana untuk dapur umum. Setidaknya dapat membantu mereka,” ucapnya.
Berdasarkan data terupdate dari BPBD Kotim saat ini masih ada 4 Kecamatan dan 18 Desa yang terdampak banjir. Dimana ketinggiannya Kecamatan Cempaga berkisar 100 cm dari permukaan tanah dan 50 cm dari lantai rumah, Kecamatan Cempaga Hulu dengan ketinggian air di 180 cm dari permukaan tanah dan 150 cm dari lantai rumah warga, Parenggean ketinggian airnya 200 cm dari jalan atau permukaan tanah dan 30 cm dari lantai rumah. Sedangkan Kecamatan Kota Besi ketinggian air sekitar 50 Cm.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post