SAMPIT – Jauhnya jarak dan akses yang ditempuh membuat sebagian rumah masyarakat di Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidak memiliki aliran listrik. Hal ini dikayakan langsung oleh Kepala Desa Hanaut, Nanang Qasim.
“Ada 5 RT di Dusun London yang tidak dialiri listrik, RT 9, 10, 11, 12 dan 14. Masyarakat di sana belum menikmati penerangan, karena dusun tempat tinggal mereka itu jauh dari jaringan,” katanya, Rabu, 6 Oktober 2021.
Lambatnya pemasangan listrik di dusun tersebut dipengarahi tidak adanya anggaran lantaran pandemi Covid-19 yang membuat hampir seluruh anggaran dialihkan untuk penanganan dampak pandemi tersebut. Sedangkan setiap pemasangan jaringan listrik itu seluruhnya diperhitungkan. “Ini sudah kami ajukan, mungkin karena anggaran yang terbatas jadi belum dapat terealisasi. Untuk tiang, kabel garpu dan jumlah yang memasang itu semua diperhitungkan,” sebutnya.
Sementara untuk jumlah penduduk yang tinggal di dusun itu ada sebanyak 150 orang dengan jumlah rumah sekitar 60 unit. Dari Desa Mekar Jaya ke Dusun London berjarak 5 km. “Harapan kami kepada Pemda untuk membantu agar ada percepatan pemasangan listrik pada dusun kami. Karena dengan adanya listrik dapat menunjang berbagai kegiatan, salah satunya meningkatkan informasi, apalagi di dusun itu ada terdapat sekolah dan juga bangunan lainnya,” ungkap Nanang.
Terkait permasalahan listrik, sampai saat ini warga Desa Hanaut juga masih merasakan pemadaman baik itu siang maupun malam. Itu disebabkan karena jaringan listrik yang melintasi hutan, sehingga sering terjadinya korsleting. “Kadang karena diganggu oleh monyet atau kelelawar, itu karena kabelnya melintasi hutan, dan perbaikannya cukup lama tidak sejam ataupun dua jam,” ujarnya.
Itu karena letak daerah yang berada di seberang Sungai Mentaya dan cukup jauh dari desa lainnya. Sehingga saat terjadi pemadaman memerlukan waktu cukup lama untuk memperbaiki karena melintasi sungai dan hutan. “Jadi harapan kami juga kalau Kecamatan Seranau tembus ke Pulau Hanaut, kemungkinan bisa lebih cepat dalam mengatasi ini. Karena akses jalan tidak ada, desa ini terisolir dan tertutup, dengan adanya akses itu masalah dapat teratasi,” tutup Nanang.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post