PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sedang melakukan kajian sejarah guna kepentingan pembangunan museum di kabupaten setempat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, Bumi Marunting Batu Aji memiliki sejarah yang cukup kuat yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kalimantan Tengah.
Selain karena keberadaan kerajaan Kotawaringin, Kobar juga mencatatkan sejarah tersendiri dalam penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Tengah.
“Berbagai latar belakang inilah yang menjadi bahan kajian untuk membangun museum sejarah di Kobar,” ujarnya saat menghadiri Focus Group Disccusion (FGD) yang digelar di aula hotel Arsela, Pangkalan Bun, Senin 30 November 2020.
Menurutnya Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sejarah panjang sebagai pusat penyebaran awal agama Islam, serta sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda.
Disebutnya diskusi yang dilaksanakan dengan menghadirkan para ahli dalam ilmu sejarah, estetika bangunan budaya, tokoh masyarakat serta pemerhati pariwisata diharapkan kedepannya dapat menjadi masukan masukan yang baik disaat perencanaan membangun museum.
Ia menegaskan museum yang akan di bangun nantinya akan berfungsi sebagai tempat belajar atau studi sejarah Kotawaringin Barat, penyimpanan benda-benda sejarah, serta tempat wisata sejarah.
Tentu saja hal itu akan memberikan pengetahuan kepada warga dan pengunjung tentang berbagai hal yang pernah terjadi di masa lalu.
“Perkembangan dari masa ke masa dengan perencanaan yang baik dan terarah juga diharapakan mampu memberikan hasil yang terbaik nantinya,” pungkasnya.
Untuk diketahui kegiatan yang dihadiri unsur tokoh masyarakat, tokoh adat dan budayawan ini juga menghadirkan Judi Wahyudin S.S., M.Hum (direktur pembinaan tenaga dan lembaga kebudayaan) Dian Sulostyowati M.Hum (Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) secara virtual sebagai pemateri.
(ga/matakalteng.com)
Discussion about this post