PALANGKA RAYA – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersinergi dengan instansi terkait untuk menjaga dan memelihara kawasan konservasi yang merupakan kekayaan alam daerah yang harus terus dijaga bersama.
Demikian dikatakan Kepala Dislutkan Kalteng, Darliansjah saat menerima kunjungan Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Dendi Sutiadi dan Polisi Kehutanan BKSDA Kalteng Imam Mukharom.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menyinergikan kegiatan di wilayah konservasi perairan terutama yang berada di Tanjung Keluang Kotawaringin Barat.
“Salah satu permasalahan saat ini adalah adanya persepsi masyarakat di sekitar wilayah konservasi bahwa kegiatan konservasi ini hanya merupakan tanggung jawab Pemerintah saja. Padahal dalam menjaga kelestarian wilayah konservasi dan habitatnya juga merupakan tanggung jawab kita bersama sehingga kami berharap kita dapat melakukan kerja sama dan berkolaborasi dalam penanganan kegiatan di wilayah konservasi, khususnya yang berada di wilayah Pangkalan Bun,” terang Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Dendi Sutiadi, Jumat 29 Juli 2022.
Hal senada juga dikatakan Kadislutkan Kalteng Darliansjah. Ia menyampaikan bahwa perlu adanya pemberdayaan masyarakat melalui revitalisasi Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) yang ada atau membentuk KOMPAK baru dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat yang ada, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, karang taruna, dan masyarakat yang memiliki komitmen serta kepedulian pada lingkungan khususnya kegiatan konservasi. Selain itu, sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, maka perlu dilakukan diversifikasi usaha di sekitar wilayah konservasi sehingga dapat menarik minat masyarakat dalam menjaga kelestarian wilayah konservasi ini.
“Salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan bersama-sama yaitu dengan melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang pentingnya lingkungan pesisir laut termasuk biota yang ada di dalamnya seperti penyu dan biota lain yang dilindungi seperti mangrove dan pandan laut,” tambahnya.
Untuk menjaga kelestarian penyu, pihaknya mendukung adanya terobosan pembangunan inkubator. Inkubator ini merupakan salah satu cara menjaga kelestarian penyu dan membantu kelangsungan hidup anak penyu.
“Untuk itu perlu segera disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dengan BKSDA sehingga kolaborasi ini dapat lebih diperkuat terutama di sektor kelautan dan perikanan,” tutup Darliansjah.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post