PALANGKA RAYA – Dalam 4 tahun terakhir masa kepemimpinan SOHIB (H Sugianto Sabran – Habib Ismail Bin Yahya) di Kalimantan Tengah, pendapatan daerah dan kualitas pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2016 pendapatan daerah Rp 3,5 triliun, meningkat hingga Rp 4,7 triliun di 2018 dan tahun 2019 sebesar Rp 4,98 triliun. Tahun berjalan 2020, serapan cukup tinggi, (dari) total target Rp 4,59 triliun, sudah tercapai Rp 1.56 triliun atau 33,90 persen dari target yang ditetapkan.
Di samping itu, Pemerintah Provinsi Kalteng berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI Perwakilan Kalimantan Tengah meraih predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“Opini WTP sudah di raih 5 kali berturut-turut, yaitu tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018. Berbagai penghargaan telah diraih Pemerintah Provinsi Kalteng dan pemerintah Kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah,” ujar gubernur, Jumat 22 Mei 2020.
Indikator-indikator kemajuan pembangunan tersebut, menunjukkan bahwa pembangunan telah dilaksanakan sesuai visi dan misi, rencana serta tahapan yang ditetapkan pada masa kepemimpinan Sugianto Sabran – Habib Ismail Bin Yahya.
Berkaitan dengan pembangunan dan penataan infrastruktur terus dioptimalkan. Telah dilakukan pembangunan Jalan Prioritas (Jalan Provinsi) multi years contract dengan nilai Rp 1,35 triliun yang dibagi dalam 3 wilayah, yakni Wilayah Timur 3 ruas jalan, Wilayah Tengah 10 ruas jalan; dan wilayah Barat 9 ruas jalan.
Sementara itu, pada sektor pertanian akan dilakukan pencetakan lahan sawah baru seluas 83.000 hektare (Ha) yang nantinya diharapkan mampu memenuhi kebutuhan beras seluruh masyarakat Kalteng.
“Dengan dibukanya lahan sawah ini, diharapkan bisa membuka peluang kerja baru dan peluang investasi baru bagi masyarakat Kalteng. Bahkan lahan eks PLG akan dioptimalisasikan sehingga Kalteng menjadi penyangga pangan nasional sesuai Instruksi Presiden Joko Widodo dalam rangka mendukung kedaulatan pangan nasional,” terang gubernur.
Sementara itu pada sektor Pendidikan, masa kepemimpinan Sugianto Sabran-Habib Ismail bin Yahya pendidikan di Kalteng khususnya program wajib belajar 9 tahun mengalami kemajuan signifikan. Hal tesebut dilihat dari perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dan Paket A. Pada tahun tahun 2016/2017, APK 115,26% dan APM 95,90% sedangkan pada tahun 2018/2019 APK 116,26 % dan APM 96,50%.
“APK untuk jenjang SD/MI/Paket A ini telah mencapai target nasional yaitu mencapai 108,48%. Demikian halnya perkembangan APK/APM jenjang SMA/MA/SMK dan Paket C cukup signifikan, hal ini dapat terlihat dari peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun pada tahun 2016/2017 mencapai 87,91% APK dan APM 77,54 %, sedangkan pada tahun 2018/2019 mencapai 89,44% APK dan APM 78,16%,” ujar Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan secara signifikan dengan daya dukung adanya penambahan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA, MA, SMK seperti SMK Unggulan yaitu SMKN 3 Buntok di Desa Kalahien dan SMKN 1 Maritim di Pangkalan Bun.
Demikian juga pada program kelompok belajar pendidikan non-formal Paket C telah mencapai hasil yang cukup signifikan perkembangannya. Rata-rata pencapain Nilai Ujian Nasional jenjang SMA/SMK provinsi Kalimantan Tengah pada 2 tahun terakhir, dengan pelaksanaan UN mencapai skor Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) 100, tentu ini menjadi gambaran meningkatnya kualitas hasil Ujian Nasional pada jenjang SMA/SMK.
Selain itu Progam Bantuan Beasiswa Biaya Pendidikan (Bidik Misi) Kalimantan Tengah BERKAH yang digaungkan Sugianto Sabran dan Habib Ismail bin Yahya dalam empat tahun terakhir telah menjangkau hampir sekitar 10.000 mahasiswa penerima beasiswa dari 30 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Tengah dengan total alokasi anggaran lebih dari Rp 39 Milyar.
Jumlah penerimanya serta alokasi anggaran sejak tahun 2017 sebanyak 2.430 orang dengan anggaran Rp 12,17 miliarar, tahun 2018 sebanyak 2.406 orang dengan anggaran Rp 12,03 miliar dan 2019 sebanyak 5.125 orang dengan anggaran Rp 15 miliar.
“Progam tersebut dijalankan guna meningkatkan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi, khususnya bagi masyarakat kurang mampu dan berpotensi akademik baik, sehingga tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, berdaya saing tinggi serta mampu berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan Kalimantan Tengah,” pungkasnya.
(vi/matakalteng.com)
Discussion about this post