KUALA KURUN – Intensitas hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) mengakibatkan debit air Sungai Miri dan Kahayan meluap. Akibatnya rumah penduduk yang ada di pinggiran sungai terendam banjir. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dari 12 kecamatan di Kabupaten Gumas, ada sembilan kecamatan yang terkena dampak banjir.
“Sembilan kecamatan itu adalah Damang Batu, Miri Manasa, Kahayan Hulu Utara (Kahut), Tewah, Kurun, Rungan Hulu, Rungan, Mihing Raya, dan Sepang. Sedangkan Rungan Barat, Manuhing, dan Manuhing Raya tidak ada informasi terkena dampak banjir,” ucap Kepala BPBD Kabupaten Gumas Champili melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Muliadi, Selasa, 15 September 2020.
Dari sembilan kecamatan itu, jumlah rumah yang terendam banjir diperkirakan mencapai kurang lebih 1.000 unit. Jumlah itu kemungkinan bisa bertambah, karena saat ini petugas siaga di desa, kelurahan, dan kecamatan masih terus merampungkan data.
“Untuk data yang terperinci, akan kami sampaikan setelah pendataan yang dilakukan oleh petugas siaga itu rampung,” ujarnya. Dia mengakui, kendala utama dalam memvalidkan data itu adalah ketiadaan akses jaringan telekomunikasi. Ini yang menyebabkan petugas siaga di desa, kelurahan, dan kecamatan kesulitan untuk menyampaikan informasi secara detail dengan cepat.
“Untuk sementara, petugas siaga yang sudah menyampaikan data secara detail yakni dari Desa Petak Bahandang, Tumbang Maraya, dan Batu Puter. Untuk desa yang lain, sampai hari ini kami tetap menunggu,” tuturnya.
Dia menuturkan, banjir yang merendam rumah warga mulai terjadi pada 13 September khususnya di bagian daerah hulu, yakni Kecamatan Damang Batu, Miri Manasa, dan Kahut. Kemudian di Kecamatan Tewah dan Kurun, banjir mulai merendam rumah warga pada 14 September. Saat ini, masih ditunggu informasi di Kecamatan Mihing Raya dan Sepang.
“Beruntung dalam musibah banjir ini, tidak ada korban jiwa dan harta benda. Hanya saja, rumah warga dan akses jalan terendam,” terangnya. Dia menambahkan, bencana banjir yang terjadi sekarang ini memang diluar prediksi dan perkiraan. Di Bulan September, yang diprediksi adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Nantinya untuk warga yang menjadi korban banjir, akan difinalkan datanya. Setelah itu disampaikan ke Dinas Sosial (Dinsos) untuk penyaluran bantuan,” tukasnya.
(sid/matakalteng.com)
Discussion about this post