SAMPIT – Diskriminasi dan stigma negatif dari masyarakat terhadap orang dengan HIV AIDS (ODHA) masih terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Hal itu diungkapkan oleh dr Nelmawati saat memberikan sosialisasi kepada sejumlah peserta yang hadir di kegiatan peringatan hari HIV AIDS se-Dunia, Rabu 1 Desember 2021.
“Stigma negatif dari masyarakat sampai saat ini masih dirasakan oleh pasien HIV. Tidak hanya itu, diskriminasi juga masih diterima dari berbagai aspek seperti dari tempat kerja bagi pasien yang bekerja, keluarga pun mengucilkan bahkan dari tenaga kesehatan sendiri juga belum memahami terkait penyakit tersebut. Sebagian dari mereka menerima diskriminasi seperti di PHK secara halus. Karena dianggap tidak produktif oleh perusahaan. Padahal kalau pasien sudah pengobatan sama seperti orang lainnya, bisa bekerja tidak ada bedanya dengan yang tidak menderita,” kata Nelmawati.
Sosialisasi ataupun edukasi kepada masyarakat luas terkait penyakit HIV AIDS sangat diperlukan. Dengan memahami penyakit itu, masyarakat tak lagi menjauhi atau mengucilkan para ODHA tersebut. “Masyarakat harus bisa menerima pasien HIV AIDS agar mereka bisa menghadapi masa depan dan bisa lebih sehat lagi. Karena dukungan dari masyarakat dan pemerintah itu sangat penting,” sebutnya.
Sementara Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kotim Asikin Arpan mengungkapkan, meski pada tahun 2021 ini kasus penderita HIV/AIDS menurun dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap saja kasus tersebut masih ada. “Pada tahun 2020 terdapat sekitar 70 kasus, dan tahun 2021 dari Januari hingga Oktober ada 34 kasus yang menderita HIV AIDS,” ungkapnya.
Pihaknya saat ini tengah berupaya untuk pencegahan terhadap penyakit tersebut. Hal ini senada dengan harapan pemerintah pusat yang tercantum pada program mencapai eliminasi HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada tahun 2030. “Pada eliminasi 2030, selain tidak ada lagi warga terinfeksi HIV AIDS dan kematian karena AIDS, stigma negatif dan diskriminasi juga tidak ada. Ini target yang harus dikejar,” papar Asikin.
Sehingga stigma diskriminasi ini pasti dapat diatasi. Maka dari itu pihaknya terus melakukan sosialisasi ke berbagai sisi untuk menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit ini. “Tupoksi kami melakukan sosialisasi, namun bisa saja kami membentuk kelompok warga peduli AIDS di Kecamatan. Dan itu sasaran kami, karena di Kotim tidak hanya di Kota namun juga Kecamatan,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Discussion about this post