SAMPIT – Satuan Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sebagian telah menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum tersebut lebih menitikberatkan pada siswa untuk mencapai pendidikan yang baik sesuai karakter dan minat bakat. Sehingga tidak ada lagi siswa yang nantinya tinggal kelas.
“Kurikulum merdeka ini lebih menitik beratkan kepada peserta didik, bagaimana mencapai pendidikan yang baik sesuai minat bakat dan karakter anak. Makanya tidak ada lagi ujian sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kotim Susiawati, Rabu 28 Desember 2022.
Lanjutnya, pada kurikulum merdeka yang ada hanya Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Itupun hanya untuk menilai dan memetakan bagaimana serapan program pemerintah. Sehingga ditegaskan Susi, tidak ada lagi nilai siswa yang kurang, tidak lulus atau tidak naik kelas.
“Anak-anak wajib naik kelas. Yang kurang saja didampingi, itu bahasanya. Yang tidak naik kelas itu ujian sekolah, pada kurikulum merdeka tidak ada ujian sekolah karena itu lebih bebas,” ujarnya.
Misalkan ada peserta didik yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu hingga akhir tahun ajaran di Kelas III, maka guru kelas III perlu menyampaikan hal tersebut kepada guru Kelas IV agar pembelajaran di kelas IV tersebut dapat menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Penggunaan fase dalam capaian pembelajaran itulah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam capaian pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
(dev/matakalteng.com)
Dapatkan konten "Kurikulum Merdeka, Siswa Tidak Ada yang Tinggal Kelas" dengan mengirim permintaan melalui email konten@matakalteng.co.id
Discussion about this post