SAMPIT – Calon Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H. Halikinnor menggelar sosialisasi terbatas di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang Sampit. Kehadiran Halikinnor disambut antusias warga yang hendak menyampaikan aspirasi terkait pengembangan pertanian di kelurahan itu.
Warga yang kebanayakan berprofesi sebagai petani tersebut merasa bersyukur dan bangga karena didatangi oleh salah satu calon bupati, sehingga mereka bisa langsung menyampaikan aspirasinya kepada calon bupati harapan mereka.
Dihadapan pendukungnya, Halikinnor mengakan, selama ini ia sudah mendampingi bupati Kotim dengan menjabat sebagai sekretaris daerah (Sekda), sedikit banyak sudah memiliki pengetahuan terkait pembangunan.
“Kotim ini memiliki tiga bagian daerah yakni, Selatan untuk penghasil pangan, Tengah bagian perdagangan jasa dan pertanian, serta Hulu bagian perkebunan dan pertanian. Tanah Mas ini termasuk daerah perkebunan dan pertanian, yang mana masyarakatnya kebanyakan bertani. Sehingga nantinya akan kita kembangkan,” ujarnya, Jumat 30 Oktober 2020.
Ia mengaku, mengetahui di Kelurahan Tanah Mas kurang exavator, juga kurangnya pupuk subsidi. Disebutkannya sebenarnya bukan kurang namun ada oknum yang menyelewengkan.
“Nah inilah yang nantinya akan kita awasi. Nanti kita akan buat pengadaan exavator untuk masing-masing kecamatan. Dimana satu kecamatan mendapatkan satu, kalau berharap masyarakat yang membeli sendiri tidak akan terbeli karena harga yang tinggi. Jadi untuk menghindari pembukaan lahan dengan cara membakar maka harus pemerintah yang mengadakan itu,” ungkapnya.
Lanjutnya, Kelurahan Tanah Mas juga termasuk penghasil buah durian. Sehingga hal ini bisa dikembangkan menjadi agro wisata.
“Semua aspirasi masyarakat hari ini bisa dilakukan, karena tidak memakan dana yang besar,” tegasnya.
Salah seorang warga Tanah Mas, Agus juga mengsulkan penerangan di Tanah Mas. Karena masih ada wilayah yang belum di aliri listrik. Sekitar 700 meter masuk dari jalan utama.
Kemudian warga lainnya Slamet mewakili Kelompok tani Pambelum Sewu juga meminta bantuan exavator dan penimbunan jalur selatan.
“Sebab mayoritas sawit disini banyak, sekitar 40 an ton per bulannya dari tanaman warga. Jadi kami berharap pengurukan jalan di masing-masing gang. Karena berapa kali lurah ganti tidak ada gang mendapatkan bantuan,” sebutnya.
Mereka mengaku sekitar 90 persen masyarakat Tanah Mas adalah petani. Ada banyak kelompok tani, selama ini kelompok tani bergerak secara swadaya untuk mencapai daerah pertanian.
“Jadi harapan kami infrastuktur di sini lebih diperhatikan lagi, di sini hanya jalan utama yang mudah dilewati. Sedangkan jalan menuju lokasi pertanian masih sulit dilewati. Listrik juga hanya ada di jalan poros Tanah Mas ini, sedangkan rumah warga masih banyak di dalam gang yang jauh dari jalan utama. Sekitar 1 km, warga masih menggunakan genset. Karena kabel untuk menyambung listrik ke jalan utama yang diperlukan sangat panjang,” bebernya.
Selamet menambahkan, Kelurahan Tanah Mas merupakan salah satu wisata buah serta tempat budi daya ikan jelawat yang merupakan ikon Kota Sampit.
“Tujuan kami di sini adalah membuat alternatif wisata di Sampit. Kami sudah mendapatkan bantuan bibit ikan dari Dinas Perikanan, namun yang diperlukan yaitu penutupan muara danau. Karena disana muaranya langsung ke sungai mentaya, jadi jika ikan dilepaskan langsung lepas ke sungai mentaya. Kalau muara itu di tutup maka danau tersebut bisa dibuat tempat wisata pemancingan alami,” ungkapnya.
Dirinya juga turut mengeluhkan pembangunan dibidang pendidikan, dimana sekolah di sini juga kurang, SD hanya ada 5 ruangan dengan ruang guru. Sedangkan SMP hanya ada 3 ruangan, tidak ada lab dan lain sebagainya.
“Maka kami berharap pendidikan juga jadi perhatian,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post