SAMPIT – Salah satu pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yakni Halikinnor dan Irawati, hari ini mengunjungi lima desa yang ada di Kecamatan Mentaya Hilir Utara.
Kunjungan tersebut bertujuan sosialisasi pencalonan dirinya serta penyaringan aspirasi masyarakat. Agar kedepannya pihaknya bisa menganggarkan hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat setempat.
Adapun lima desa yang dikunjungi yakni Desa Bagendang Hilir, Desa Bagendang Permai, Desa Bagendang Tengah, Desa Bagendang Hulu dan Desa Sumber Makmur.
Halikinnor yang merupakan calon Bupati Kotim dengan jargon HARATI ini menyebutkan, dari sejumlah desa yang dikunjunginya tersebut kebanyakan warga meminta dibangunkan jalan.
“Sebenarnya tanpa dimintapun pembangunan jalan serta jembatan itu adalah kewajiban dari pemerintah. Untuk itu nantinya kita akan memprogramkan hal itu serta saluran irigasi atau drainase agar wilayah setempat tidak terendam banjir lagi jika hujan lebat,” sebutnya, Sabtu 31 Oktober 2020.
Lanjutnya, terlebih lagi Kecamatan Mentaya Hilir Utara ini merupakan daerah penghasil padi, palawija dan hasil pertanian lainnya. Sehingga jika banjir, akan berimbas juga pada hasil pertaniannya.
“Tahun 2020 ini sebenarnya jalan di Kecamatan Mentaya Hilir Utara ini sudah masuk anggaran di aspal. Namun karena ada pandemi korona atau Covid-19, jadi dari pusat anggaran di potong 50% sehingga pembangunan tertunda,” ungkapnya.
Sehingga menurutnya, tidak hanya program perbaikan jalan saja dirinya juga akan berfokus pada pembangunan ekonomi masyarakat. Karena menurutnya jika hanya perbaikan infrastuktur namun penghasilan masyarakat tetap rendah, hal itu akan bercuma.
“Salah satunya harga rotan di Kotim ini sudah stabil, salah satunya di Kecamatan Kota Besi (Kobes) sudah bisa menjual olahan rotan setengah jadi dan barang jadi sehingga harga jual lebih tinggi. Tinggal memikirkan hasil karet lagi. Bagaimana caranya kita bisa menjual sebagai barang jadi,” ujarnya.
Dirinya juga menyebutkan, pariwisata Kotim juga tidak harus selalu ke Pantai Ujung Pandaran, namun wisata budaya juga harus digalakkan. Salah satunya kesenian batirik yang merupakan kegitan budaya di Kotim yang sudah hampir punah.
“Nanti akan kita gelar acara kesenian, menampilkan kebudayaan secara bergantian misalnya setiap malam minggu atau sebulan sekali. Agar hiburan ada dan juga budaya bisa di angkat,” terangnya.
Halikin bahkan menyebutkan dirinya berkeinginan untuk mengembangkan wisata buaya di Pulau Lepeh, dimana buaya merupakan hewan yang sering dijumpai di daerah tersebut.
“Dengan mengembangkan wisata buaya maka kita bisa mendapatkan tiga hal, pertama menyelamatkan binatang purba yang dilindungi yaitu buaya, kedua menyelamatkan nyawa manusia karena jika buaya itu dipelihara dan diberi makan maka tidak akan memangsa manusia, kecuali kita menganggunya. Dan ketiga, ini akan jadi alternatif wisata yang bisa mengundang wisatawan asing,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post