SAMPIT – Kemajuan zaman yang sering kali membuat anak-anak terlena memainkan gadget, membuat sejumlah permainan tradisional hampir punah. Pasalnya anak-anak saat ini kebanyakan lebih memilih bermain game online dibandingkan memainkan permainan tradisional.
Namun tidak pada anak-anak atau biasa disapa Bocil (bocah cilik) di Desa Sumber Makmur ini, sejumlah anak-anak masih memainkan permainan tradisional di kesehariannya. Khusunya permainan yang sering disebut “intingan”.
Permainan intingan merupakan permainan dimana para pemainnya harus berjalan sebelah kaki melompati kotak-kotak yang sudah digambarkan di tanah. Masing-masing para pemain memiliki satu buah benda kecil yang disebut “undas” untuk dilemparkan di kotak yang digambarkan.
Pemain yang terlebih dahulu menyelesaikan intingan dengan berhasil melemparkan undas ke kotak terakhir, maka pemain itulah yang menjadi pemenangnya.
Salah seorang anak yang bermain intingan hari ini Wiji mengatakan, dirinya bersama teman-teman selama diliburkan karena adanya pandemi Covid-19 ini selalu bermain bersama.
“Biasanya main intingan, kadang pagi kadang sore. Janjian sama teman-teman yang lainnya main di depan rumah,” ujarnya.
Dirinya mengaku kalau bosan memainkan intingan, maka mereka bermain permainan tradisional lainnya yakni gobak sodor, yang mana sering disebut oleh orang Sampit permainan “behagaan”.
“Lebih asik main Intingan dan Hagaan dibandingkan main handphone (Hp). Karena teman-temannya lebih banyak berkumpul seperti ini,” tutupnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post