PALANGKA RAYA – Adanya kekerasan kepada anak yang terjadi di Kota Palangka Raya beberapa waktu yang lalu tentu menimbulkan keprihatinan banyak pihak, terutama dari kalangan DPRD Kota Palangka Raya.
“Kami sangat menyayangkan masih ada kekerasan kepada anak yang masih duduk di sekolah dasar. Artinya membutuhkan bimbingan yang sepantasnya dari para orangtua atau orang dewasa,” ungkap Ketua Komisi C DPRD Palangka Raya, Beta Syailendra, Senin, 2 Maret 2020.
Perlu diketahui kata dia, mendidik anak dengan tegas dan keras adalah dua hal yang berbeda. Terkadang dengan berdalih mengajarkan anak mengenai disiplin, orang tua menjadi terlampau tegas sehingga yang muncul malah tindak kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Keduanya memiliki konsekuensi yang tidak baik bagi tumbuh kembang seorang anak.
“Intinya orang tua harus berpikir kembali dampaknya bagi psikologis anak, jika bisa hindari hal-hal tersebut diberlakukan pada seorang anak. Orang tua perlu melatih diri untuk mengungkapkan amarah tidak dengan cara membentak atau sebagainya,” ucapnya.
Menurut politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palangka Raya ini, bagi anak-anak yang terbiasa menerima perilaku kekerasan dari lingkaran keluarga, maka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.
“Kekerasan yang dilakukan kepada anak secara psikis telah menggerus kepercayaan dirinya, terlebih ketika masa keemasan pengembangan diri anak tengah berlangsung, maka mereka akan cenderung menjadi orang yang mudah berbohong, tidak memiliki pemahaman akan nilai baik dan buruk dalam dirinya,” pungkasnya
Beta beraharap Semoga kedepan kasus kekerasan terhadap anak tidak terulang lagi, khususnya pada wilayah Kota Palangka Raya. “Ini harus dicamkan oleh semua orangtua,” tegasnya.
(nat/matakalteng.com)
Discussion about this post