KUALA KURUN – Dari hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalansi stunting di Kabupaten Gumas sebesar 12,9 persen. Angka itu turun dibandingkan di tahun 2022 lalu yaitu 17,9 persen. Itu adalah yang terendah se Provinsi Kalteng.
”Kami mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras dalam menurunkan angka stunting di daerah ini. Angka stunting 12,9 persen itu sudah dibawah target nasional yakni 14 persen,” kata Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Gumas Iceu Purnamasari, Minggu, 5 Mei 2024.
Walaupun angka stunting turun, diminta agar jangan kendor dan benar-benar bisa memantau kondisi anak melalui posyandu dan kondisi lingkungannya, agar tidak kecolongan dalam kasus stunting. Semua harus berupaya menyelesaikan masalah stunting, paling tidak di bawah tiga persen.
”Saya imbau semua pihak, seperti pihak desa, kecamatan, kader posyandu dan lainnya untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Apakah ada anak yang kekurangan gizi atau lingkungan bersih atau tidak, sehingga tidak kecolongan kasus stunting di wilayahnya,” ujar Iceu.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, kalau ada anak yang terindikasi stunting, maka sebaiknya segera dilakukan penanganan, seperti memberikan makanan tambahan oleh posyandu dan lainnya.
”Apabila ada sanitasi yang buruk, sebaiknya koordinasikan dengan pihak-pihak terkait agar segera ditangani, sehingga hal itu tidak berdampak pada tumbuh kembang anak,” terangnya.
Dengan demikian, diharapkan tidak akan ada lagi kasus stunting di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau, serta anak dapat tumbuh sesuai dengan usianya dan sehat.
”Jika kondisi anak sehat dan tidak stunting, maka tumbuh kembangnya juga baik, baik itu secara fisik maupun kognitifnya,” tandas Iceu.
(sid/matakalteng)
Discussion about this post