SUKAMARA – Pej Bupati Sukamara, Kaspinor mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat saat ini terus mengupayakan agar proses penutupan lokalisasi Simpang Kenawan tidak menimbulkan masalah baru.
Menurutnya, penutupan lokalisasi Simpang Kenawan yang selama ini cukup meresahkan tersebut perlu kajian sosial yang mendalam. Dimana terdapat tiga wilayah yang terdampak dengan adanya Lokalisasi Simpang Kenawan yang secara administratif berada di Kabupaten Sukamara.
“Perlunya kajian sosial bersama dengan tiga wilayah ini agar nanti alternatif terbaik yang didapat,” terangnya, Rabu, 21 Februari 2024.
Kaspinor menerangkan jika penutupan lokalisasi tidak hanya semata-mata penegasan serta penutupan. Namun, pemerintah daerah antar tiga kabupaten yaitu Sukamara, Kotawaringin Barat dan Lamandau perlu mencari secara dalam akar masalah tersebut.
Mulai asal daerah, identitas, faktor penyebab sampai solusi bagi kedua belah pihak dari Pekerja Seks Komersial (PSK) maupun masyarakat sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat pada prostitusi di Simpang Kenawan.
“Banyak faktor yang terjadi di tempat itu, apa saja yang mendorong mereka melakukan pekerjaan itu lalu eksodusnya dari mana perlu riset dan kajian terlebih dahulu sebelum diambil tindakan tegas,” terangnya.
Karena itu, Kaspinor menegaskan jika pihaknya perlu melakukan kajian sosial terhadap dampak yang yang akan muncul dengan penutupan lokalisasi Simpang Kenawan tersebut.
“Menyikapi masalah-masalah sosial seperti pemerintah tidak bisa langsung mengambil tindakan tegas begitu saja, kita harus mengkaji alternatif apa yang semestinya harus kami lakukan dengan keinginan masyarakat,” ungkapnya.
“Kalau memang alternatif ini bisa mencegah mereka untuk tidak melakukan pekerjaan itu lagi ya terbaik tentu adalah penutupan,” tutupnya.
(akh/mataklteng)
Discussion about this post