SAMPIT – Pasca dilanda hujan dengan intensitas lebat beberapa hari yang lalu, kualitas udara di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) membaik. Bahkan, indeks standar pencemaran udara (ISPU) menunjukkan indikator kualitas udara sedang dengan 85 PM 2.5.
“Dengan indikator tersebut tingkat kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan juga tumbuhan. Dan Alhamdulillahnya kita sangat tertolong saat turun hujan lebat kemarin termasuk juga untuk pendinginan lahan yang sebelumnya terbakar,”kata Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kotim, Agus Mulyadi, Kamis 14 September 2023.
Menurutnya, meskipun saat turun hujan lebat beberapa waktu lalu ada beberapa kejadian pohon tumbang, namun lebih banyak dampak positif yang didapatkan diantaranya juga terjadi penurunan jumlah hotspot yang ada di seluruh wilayah Kotim.
“Karena hujan yang terjadi kemarin itu hampir Merata atau menyeluruh terjadi di seluruh wilayah Kotim, kalaupun tidak terjadi hujan lebat ada beberapa wilayah juga yang berpotensi menyebar hujan ke wilayahnya sehingga hal itu juga dapat memicu pengurangan jumlah hotspot karena terjadi pendinginan secara alami terhadap lahan yang sebelumnya terbakar,”jelasnya.
Disebutkannya, hotspot atau titik panas sebelumnya di Kotim sebanyak 98 titik, sedangkan pasca turun hujan menjadi 39 titik yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kotim.
“Bahkan ada yang kecamatan sebelumnya banyak terjadi karhutla, namun pasca hujan lebat kemarin tidak terdeteksi satupun hotspot. Yakni Kecamatan Kota Besi, Parenggean, Cempaga, Cempaga Hulu dan Mentaya Hulu. Sedangkan yang sebelumnya terdapat paling banyak hotspot yaitu Mentaya Hilir Selatan juga mengalami penurunan yakni hanya terdapat 4 titik,”bebernya.
Jika kondisi turun hujan terjadi secara berkala ujarnya, tidak menutup kemungkinan jumlah titik panas di Kotim akan habis dan kondisi daerah bisa kembali normal.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post