SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus meningkat dengan ditandainya banyaknya jumlah titik panas setiap harinya yang tersebar di seluruh wilayah Kotim. Sehingga hal ini akan menjadi indikator kenaikan status tanggap darurat di wilayah Kotim.
“Dalam satu hari saja bisa terjadi kebakaran 5 sampai 8 kejadian, itu hanya di Kota Sampit saja. Belum di kecamatan lainnya. Bahkan kondisi pencemaran udara di wilayah kita juga semakin parah akibat karhutla ini,”kata Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kotim, Agus Mulyadi, Senin 11 September 2023.
Disebutkannya, data karhutla yang terjadi pada 10 September 2023 kemarin di Kota Sampit, yakni pada pukul 09.00 WIB di Jalan Jenderal Sudirman km 2 samping hotel Aquarius, serta pada pukul 14.00 WIB juga terjadi karhutla di belakang hotel Aquarius yang dilakukan penanganan pleh BPBD, PMI, Manggala Agni serta DisDamkarmat Kotim.
“Kemudian pukul 10.34 WIB di Jalan lingkar utara seberang Kemenag yanh ditangani oleh BPBD dan OPD. Lanjut pukul 13.05 WIB terjadi karhutla di Jalan MT Haryono barat yang ditangani DisDamkarmat, BPBD, WB, MPA dan MBK,”bebernya.
Hingga pukul 14.19 WIB terjadi karhutla lagi di Jalan Pramuka gg Lukito yang ditangani oleh BPBD dan pukul 16.16 WIB di Jalan sawit raya yang ditangani oleh BPBD.
“Sementara untuk titik panas ada sebanyak 68 titik. Titik panas atau hotspots terbanyak di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Telawang. Sedangkan untuk indeks standar pencemaran udara (ISPU) 148 PM 2,5 menandakan tidak sehat, standar normal dibawah 50,”ujarnya.
Untuk itu kata Agus, pada 11 September 2023 ini pihaknya bersama Bupati Kotim menggelar rapat penetapan kenaikan status tanggap darurat Karhutla Kabupaten Kotim selama 14 hari si Pusdalops BPBD Kotim.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post