SAMPIT – Penurunan angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), dinilai menjadi upaya yang esensial terhadap pembangunan generasi muda khususnya di wilayah Kotim kedepannya. Hal itu disampaikan oleh Ketua Fraksi PAN DPRD Kotim, Dadang H Syamsu.
Dadang juga mengatakan, khusus di bidang kesehatan Fraksi PAN meminta agar pemerintah fokus dalam menangani masalah stunting di daerah ini. Karena program percepatan penurunan stunting sangat mempengaruhi perkembangan dan pembangunan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa.
“Isu stunting di tingkat pusat hingga kabupaten/kota sudah cukup mendapat perhatian tinggi, namun di tingkat desa untuk perubahan perilaku pelayanan kesehatan terkait pencegahan stunting seperti layanan pemeriksaan kehamilan atau perawatan bayi baru lahir masih belum terasa gaungnya,” ujarnya, Sabtu 30 September 2022.
Tambahnya, untuk percepatan penurunan stunting dilakukan melalui pendekatan keluarga berisiko. Salah satunya melalui penyediaan data keluarga berisiko stunting; pendampingan keluarga berisiko stunting; pendampingan calon pengantin keluarga berisiko stunting dan audit kasus stunting.
“Sehingga kita saat ini sangat memerlukan tenaga kesehatan yang memahami hal tersebut agar bisa fokus melaksanakan program penurunan stunting. Karena kita ketahui saat ini petugas kesehatan kita di lapangan khususnya di desa-desa masih sangat minim, ditambah lagi ada pengurangan setelah evaluasi tenaga kontrak kemarin,” ungkapnya.
Untuk itu ia mengharapkan, pemerintah bisa mengupayakan salah satunya dengan menyediakan tenaga kesehatan di setiap desa agar bisa terlayani maksimal dan resiko stunting bisa ditekan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi mengatakan, perbaikan gizi masyarakat yang difokuskan pada 1.000 hari pertama kehidupan dan usia remaja menjadi komponen utama pembangunan kesehatan yang berkelanjutan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing.
“Permasalahan kesehatan dan gizi remaja akan mempengaruhi kualitas hidup pada usia produktif selanjutnya. Bahkan mengacu pada RPJMN 2020-2024, percepatan penurunan stunting menjadi 14% dan wasting menjadi 7% pada tahun 2024 menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan,” pungkasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post