SAMPIT – Banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hingga kini belum juga surut. Salah satunya di Desa Palangan, Kecamatan Kota Besi, banjir sudah hampir satu minggu terjadi yang mengakibatkan kesehatan warga mulai menurun.
Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik mengatakan, sejumlah warga sudah mulai mengalami sakit perut, yang merupakan penyakit sering ditemui ketika terjadi bencana banjir. Musibah ini banjir yang terjadi di wilayahnya ini berbarengan dengan banjir di Desa Hanjalipan, Simpur dan Rasau Tumbuh, lantaran teritorialnya berdekatan.
“Di Desa Palangan, ada 266 KK yang terdampak banjir, dan 925 jiwa serta 150 rumah yang terendam di RT 1, 2, 3 dan 4. Bahkan jalan juga tenggelam, sehingga warga tidak bisa kemana-mana. Akses jalan terputus,” ujarnya, Kamis 15 September 2022.
Setiap tahun banjir memang terjadi di wilayahnya. Sudah selama lima tahun terakhir, banjir selalu terjadi dan semakin parah. Bahkan ketinggian air mencapai 1 meter dari permukaan jalan.
“Saat ini kami masih mengusulkan bantuan untuk korban banjir, tadi malam sudah di input data warga yang terdampak berdasarkan laporan RT setempat,” ungkapnya.
Tambah Delik, curah hujan di wilayahnya memang tinggi sejak bulan Agustus lalu, sehingga sudah musibah banjir yang terjadi tidak dapat dihentikan. “Hari ini saja mendung lagi, kalau hujan lagi berarti air tidak akan surut, malah kemungkinan akan naik lagi. Daerah kami ini, termasuk Hanjalipan, Rasau Tumbuh dan Simpur adalah daerah dataran rendah, sehingga kalau air pasang datang dan air dari hulu mentaya turun, ketemunya di daerah kami. Seperti banjir ROB,” jelasnya.
Dilanjutkan, daerahnya berada di pertengahan, meski air pasang hanya sampai Hanjalipan dan Tangar, namun jika air melimpah dari hulu turun dan dari muara naik, maka warga harus sudah siap-siap membuat katil. “Bersyukur tidak ada korban jiwa, hanya kondisi kesehatan masyarakat rentan. Terkena penyakit kolera dan muntaber,” tandasnya.
(dia/matakalteng.com)
Discussion about this post